Menu:

Picture
Kondisi Konstruksi Bangunan Pasar Wisata Di Situ Bagendit Memprihatinkan. (Foto : Nova Nugraha Putra)
BPR  LPK  SUKAWENING  TERUS  MEMBANGUN  KEPERCAYAAN  MASYARAKAT
Garut  News, ( Senin, 25/10 ).

      Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK) Sukawening di Kabupaten Garut, Jawa Barat, akan terus membangun kepercayaan masyarakat.

     Meski total asset per 30 September 2010 mencapai diatas Rp9,749 miliar atau meningkat 24,79 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yang mengindikasikan tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja lembaga perbankan ini, ujar Direkturnya, Drs. Aam Muhammad kepada Garut News, Senin.

      Menyusul adanya tingkat kepercayaan itu, antara lain ditandai pertumbuhan tabungan diatas Rp4,195 miliar atau meningkat 30,40 persen, disusul deposito Rp3,329 miliar lebih, atau meningkat 14,37 persen, katanya.

      Sehingga kredit usaha produktif masyarakat, yang disalurkan pun pada enam wilayah kecamatan sekitarnya mencapai Rp8,356 miliar lebih atau meningkat 26,17 persen.

      Dengan perolehan laba bersih per 30 September 2010 sebesar Rp377,84 juta lebih atau meningkat 123,91 persen dibandingkan periode sama 2009 lalu, ungkap Aam Muhammad.

     Dia katakan, lembaganya selama ini tetap “concern” melaksanakan inter mediasi, antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana dengan masyarakat produktif yang mendesak memerlukan permodalan usaha produktif mereka.

     Selain itu, PD BPR LPK Sukawening, sebagai perusahaan daerah, disamping harus memiliki keuntungan, juga dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

     Maka, lembaga perbankan dengan tiga kepemilikan saham ini, terdiri Pemkab Garut, Pemprov Jabar serta Bank Jabar dan Banten, akan terus membangun kepercayaan masyarakat.

      Diantaranya membangun kepercayaan dengan para tokoh maupun pemuka masyarakat, kalangan ulama, pengusaha serta dengan lembaga pendidikan, yang diantaranya ditandai cukup besarnya tabungan pelajar.

      Selain itu, melaksanakan bhakti sosial, antara lain menyelenggarakan penyembelihan hewan qur’ban bekerjasama dengan DKM, khitanan massal bagi keluarga penarik ojek, serta kegiatan sosial lainnya.

      Dari sekurangnya 6.561 nasabah PD BPR LPK Sukawening, tersebar di Kecamatan Sukawening, Wanaraja, Pangatikan, Karang Tengah, sebagian Cibatu, serta Kecamatan Kersamanah.

      Tetapi, keberhasilan selama ini, tidak terlepas Dari soliditas kinerja seluruh karyawan PD BPR LPK Sukawening, sehingga kerap mendapatkan penghargaan termasuk digelarnya wisata bersama keluarga mereka, ungkap Aam Muhammad.*** (John).

PD  BPR  GARUT  BERKINERJA  MEMUASKAN
Garut  News, ( Rabu, 20/10 ).

      Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) Garut, hasil konsolidasi atau penggabungan dari sembilan PD BPR, selama lima bulan terakhir dinilai berkinerja memuaskan.  

      Sebelumnya ke sembilan PD BPR itu, terdiri PD BPR Limbangan, Cisewu, Cisurupan, Kadungora, Karangpawitan, Malangbong, Leles, Pameungpeuk serta PD BPR Singajaya, ungkap Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut, H. Budiman, SE, M.Si.

      Ditemui terpisah Dirut PD BPR Garut, H. Saeful Holik, SE, MM kepada Garut News, Rabu mengemukakan, selama lima bulan terakhir atau per 30 September 2010, nilai asetnya meningkat menjadi Rp45 miliar dari Rp41 miliar.

      Didampingi Kepala Divisi Pemasaran, Asep Bahrul Anwar, SE, MM diungkapkan pula, kredit yang diberikannya pun meningkat dari Rp30 miliar menjadi Rp39 miliar, kemudian pengerahan dana masyarakat berupa tabungan meningkat dari Rp14 miliar menjadi Rp15 miliar.

      Sedangkan deposito juga meningkat dari Rp18 miliar menjadi Rp19 miliar, yang mengindikasikan terjadinya peningkatan kepercayaan dari masyarakat, katanya.

      Sehingga laba yang diperoleh setelah pajak, meningkat dari Rp1 miliar menjadi Rp1,2 miliar, yang pengembangan usaha lembaganya disesuaikan visi dan misi “Menjadi BPR Tangguh, Sehat Dan Berdayaguna”.

       Bermisikan, Memberikan Pelayanan Prima Yang Mendorong Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Dan Pendapatan Optimal Bagi Pemerintah Kabupaten Garut, dengan Slogan “Diantara Kita Saling Percaya”.

      Karena itu, akan terus mendorong pengusaha kecil dan menengah, dan untuk pengembangan wilayah ekspansi ke Selatan Garut, diantaranya di Kecamatan Mekarmukti, Caringin dan Cisewu serta wilayah lainnya, yang masih belum terdapat lembaga keuangan, tegas saeful Holik dan Asep Bahrul Anwar, menambahkan. **** (John). 

PRODUKSI  TEMBAKAU   GARUT  MELOROT  50  PERSEN
Garut  News, ( Senin, 11/10 ).

     Akibat terjadinya perubahan iklim selama ini, sebagai penyebab melorotnya produksi perkebunan tembakau masyarakat hingga mencapai 50 persen, yang tahun lalu bisa mencapai 3.000 ton tetapi saat ini sekitar 1.500 ton.

     Sehingga petani tembakau di Kabupaten Garut, kehilangan nilai ekonomi sangat besar menyusul harga setiap kilogram tembakau Rp23 ribu, ungkap Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten setempat, Ir Hj. Indriana Soemarto kepada Garut News, Senin.

     Padahal setiap tahun hanya terdapat satu musim tanam tembakau, yakni pada Maret dan Mei, sedangkan dana bagi hasil cukai tembakau tak sepenuhnya bisa dialokasikan untuk pembinaan alih profesi petani tembakau.

     Melainkan dimanfaatkan pula, untuk pembinaan petani budidaya tembakau, termasuk untuk jenis tembakau “mole” sebagai produk unggulan asal Kabupaten Garut, yang selama ini sangat terkenal keberadaannya.  *** (John).  

LABA  BPR  GARUT  KOTA  MENINGKAT  25,08  PERSEN

Garut  News, ( Rabu, 6/10 ).

     Laba sebelum pajak pada PD BPR LPK Garut Kota per 30 September 2010, mengalami peningkatan 25,08 persen atau Rp Rp50,103 juta lebih, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

     Yakni dari Rp199,810 juta lebih menjadi Rp249,913 juta lebih, mengindikasikan sehat, kondusif  serta “solid” nya pengelolaan lembaga perbankan tersebut, ungkap Direkturnya Drs H. Dedi Boediman, B.Sc kepada Garut News, Rabu.

     Didampingi Kepala Pembukuan, mereka juga mengemukakan kredit yang diberikan pun meningkat 8,04 persen atau Rp683,499 juta lebih dari Rp8,505 miliar lebih menjadi Rp9,188 miliar lebih, sebagai upaya meningkatkan pembinaan dan modal usaha pelaku ekonomi produktif.

     Sedangkan total asetnya meningkat 6,82 persen atau Rp639,079 juta lebih dari Rp9,374 miliar lebih menjadi Rp10,013 miliar lebih, disusul tabungan meningkat 6,50 persen atau Rp130,579 juta lebih, dari Rp2,010 miliar lebih menjadi Rp2,140 miliar lebih, katanya.

     Sedangkan deposito berjangka menurun 0,55 persen atau Rp31,600 juta dari Rp5,734 miliar lebih menjadi Rp5,703 miliar lebih, yang antara lain mengindikasikan kemungkinan terjadinya penurunan daya beli masyarakat nasabah.

     Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Lembaga Perkreditan Kecamatan Garut Kota ini, sejak beberapa tahun terakhir, berhasil meraih predikat lembaga perbankan yang sehat, berdasarkan penilaian dari Bank Indonesia (BI).

     Menyusul selama ini, lebih mengutamakan kualitas jasa layanan, diantaranya menyediakan SDM handal serta sarana-prasarana penunjang yang memadai, antara lain memiliki ruang tunggu berpendingin sejuk, bersih serta tertib, ungkap Dedi Boediman serta Komarudin. ***(John).

PETANI  TEMBAKAU  GARUT  BANYAK  GAGAL  PANEN
Garut  News, ( Rabu, 6/10 ).

      Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Garut, Ir Hj. Indriana menyatakan, Rabu meski petani di daerahnya memiliki kearifan lokal menyikapi perubahan iklim, seperti petani teh, namun para petani tembakau banyak mengalami kegagalan panen hingga mencapai 60 persen.

     Bahkan demplot pengembangan tembakau tidak berhasil, meski proses persemaiannya bagus, namun saat ditanam banyak mengalami kegagalan, katanya dihadapan 15 peserta studi banding dari Komisi B DPRD Kabupaten Temanggung Jateng, dipimpin Drs T. Purnomo, Rabu.

     Dikatakannya, pemanfaatan dana bagi hasil cukai tembakau antara lain untuk demplot tembakau berkadar nikotin dan “tar” yang rendah, atau tak melebihi ambang standar kesehatan, katanya.

      Namun pada 2010/2011 diprogramkan pemurnian varietas tembakau lokal “mole”, kendati selama ini cukup sulit mewujudkan kemiteraan dengan konsumen, sehingga umumnya hanya sebatas konsumen banyak membeli roduk tembakau Garut.

      Sementara itu, berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan, dana bagi hasil cukai tembakau antara lain diperuntukan bagi alih profesi petani tembakau, namun umumnya petani tembakau berlangsung secara turun-temurun.

      Sedangkan kelembagaan petani perkebunan di daerahnya, terdapat 591 kelompok tani, beberapa diantaranya tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) bahkan terdapat Koperasi Petani, juga ada asosiasi petani teh, tembakau, akarwangi, tebu dan kopi, katanya.

       Tanaman akar wangi di Kabupaten Garut, tidak boleh lebih dari 2.400 hektare, yang dinilai bisa memenuhi jaminan konservasi dan produk minyak akar wangi.

       Tetapi kenyataannya 2.400 hektare tak mencukupi, menyusul adanya kerajinan berbahan baku akar wangi, dengan berbagai kendala selama ini, Kabupaten Garut tetap mengusung program agribisnis, demikian antara lain Indriana. ****(John).

PERUBAHAN  IKLIM  DIJADIKAN  MATERI  PENYULUHAN  PERTANIAN
Garut  News, ( Rabu, 6/10 ).

      Kerap terjadinya perubahan iklim yang ekstrim selama ini, disikapi jajaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPHP) Kabupaten Garut, dengan menjadikannya sebagai salah satu materi penyuluhan pertanian.

     Karena masyarakat petani, banyak yang tidak mengetahui dampak fenomena alam tersebut bagi kondisi sosial ekonomi mereka, sehingga idealnya penyuluhan ini tidak hanya dilaksanakan para petugas penyuluh pertanian, melainkan oleh berbagai kalangan.

      Termasuk Bupati dan Wakil Bupati pun, bisa mengemukakannya kepada masyarakat pada setiap kesempatan, dimana dan kapan pun idealnya menyisipkan pesan tentang perubahan iklim, ungkap Kepala Dinas TPHP, Ir H. Tatang Hidayat, MP kepada Garut News, Rabu.

       Sedangkan menyiasati perubahan iklim itu, antara lain mewujudkan pola tanam harapan, dengan mengklasifikasikan jenis komoditi yang disesuaikan dengan tipe maupun karakter lahan, katanya.

       Bagi lahan persawahan beririgasi bagus, hendaknya tetap terus ditanami padi, atau tidak digantikan dengan palawija maupun jenis tanaman hortikultura.

       Sedangkan bagi lahan tadah hujan, hendaknya bisa ditingkatkan pemanfaatannya, antara lain yang selama ini biasa menanam padi tadah hujan dua kali menjadi tiga kali dalam setahunnya, agar produksinya meningkat dan bisa dijadikan stok maupun persediaan manakala terjadi kemarau panjang.

       Dia juga mengakui, meski pada perubahan iklim ini terjadi penambahan areal tanam sebesar 8 ribu hektare, namun kualitas produksi para petani padi sawah mengalami penurunan, akibat curah hujan 2010, yang nyaris tidak berhenti, kendati semula diramalkan memasuki musim kemarau.

       Sebelumnya kepada anggota Komisi B DPRD Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, yang melakukan studi banding di Garut, Tatang Hidayat katakan, produk sayur-mayur Garut selama ini banyak yang diantar pulaukan.

       Sedangkan ancaman serius yang dihadapinya, berupa alih fungsi lahan pertanian potensial dan produktif menjadi perumahan, yang kenyataannya selama ini tidak terdapat pihak pengembang yang mau menggantinya atau melakukan pencetakan sawah baru.

       Sehingga pada 2011 mendatang, Kabupaten Garut mewujudkan lahan sawah yang diabadikan seluas 50 ribu hektare, dari yang terdapat saat ini sekitar 50.283 hektare, katanya.

       Secara nasional, pada 2035 mendatang diprediksi terjadi penyusutan lahan sawah seluas 3,1 juta hektare, atau mengurangi luasan lahan sawah saat ini 7,9 juta hektare, sedangkan jumlah penduduk pada 2035 bisa mencapai 443 juta jiwa.

      Kondisi ini sangat berbahaya, jika tidak diantisipasi dari sekarang, ungkap Tatang Hidayat dihadapan rombongan, yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Temanggung, Drs T. Purnomo bersama 15 peserta studi banding. *** (John).  
Picture
Garut News, Media On Line, Kerap Dijadikan Salah Satu Rujukan Kalangan Jusrnalis Setempat. (Foto : John Doddy Hidayat) .
DANA  NASABAH  BPR  DILIKUIDASI  BUNGBULANG  CAPAI  Rp11,7  MILIAR
Garut  News, ( Selasa, 5/10 ).

      Dana milik nasabah pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) Bungbulang, yang telah dilikuidasi Bank Indonesia (BI), mencapai sekurangnya Rp11,7 miliar, sedangkan aset yang dimiliki lembaga perbankan tersebut sekitar Rp14 miliar.

     Sedangkan opsi yang akan ditempuh untuk mengembalikan dana milik nasabah, sambil berlangsung proses pengambilalihan kepemilikan lembaga perbankan itu kepada pemerintah daerah, dilaksanakan pula tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), ungkap Bupati Garut, Aceng H.M Fikri kepada Garut News, Selasa.

      Karena jika hanya menunggu tuntasnya proses pengambilalihan kepemilikan, maka dipastikan sangat lama, karena harus diawali kajian yuridis serta pembahasan di DPRD, yang bisa menelan waktu sangat panjang, katanya.

     Menyusul kalangan nasabah yang banyak menyimpan uangnya, semakin mendesak pengembalian dana mereka, sejak beberapa tahun terakhir, ungkap Bupati.

     Maka dengan adanya opsi itu, pihak LPS pun minta surat secara resmi, yang pada dua hingga tiga hari mendatang juga akan dilaksanakan kajiannya, tambah Aceng H.M Fikri.

     Didesak pertanyaan Garut News mengenai kredit macet pada PD BPR PK Tarogong, menurut Bupati, nilai asetnya jauh lebih kecil dibawah beban, yang persoalannya  tidak terlepas dari pihak pemilik.

     Pemkab Garut sebagai unsur pemilik, tidak memiliki dasar hukum kuat untuk mengalokasikan bantuan pendanaannya dari APBD setempat, karena tidak terdapat kode rekeningnya, sedangkan nasabah pemilik dana, juga terus-menerus mendesak pengembalian uang tabungan mereka.

     Sementara itu, sumber lainnya mengemukakan, tidak mustahil masalah BPR Tarogong ini bisa menimbulkan adanya “class action” dari masyarakat nasabah yang selama ini merasa dirugikan. *** (John).   

BATIK  GARUTAN,  MILIKI                               
KERAGAMAN  MOTIP  DINAMIS
Garut  News, ( Sabtu, 2/10 ).

      Batik tulis dan printing “Garutan”, memiliki keragaman motip dinamis, belasan jenis motip diantaranya telah dilengkapi hak paten maupun hak cipta intelektual, ungkap Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut, H. Budiman, SE, M.Si.

      Sedangkan masa kejayaan maupun keemasannya, berlangsung sejak 1945 hingga 1985, namun kini kembali gencar disemarakan kembali eksistensinya oleh jajaran pemerintah daerah setempat, katanya kepada Garut News, Sabtu.

      Sementara itu, siswi kelas sembilan SMPN 1 Garut, Kirana menyatakan, Batik Garutan berciri khas corak etnik masa lalu yang memikat, meski jenis batik tulisnya mencapai harga ratusan ribu rupiah, yang selama ini kerap dikenakan kalangan menengah keatas.

     Namun kalangan pegawai pun, banyak yang mengenakan Batik Garutan Printing, setiap Kamis, dengan harga yang bisa dijangkau berbagai kalangan, namun bercorak tetap memikat, katanya pula. 

      Selain corak belah ketupat, juga terdapat jenis corak burung merak yang tengah maksimal mengepakan keindahan bulu-bulunya.

      Sementara itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, mengajak masyarakat memperingati hari batik nasional setiap 2 Oktober, dengan minimal sehari memakai batik.

      Menyusul setahun silam, pada 2 Oktober 2009 Badan PBB membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia.

       Karena sulitnya mendapatkan pengakuan itu, Menbudpar mengajak masyarakat agar memelihara kebiasaan memakai batik untuk mempertahankan eksistensnya di Tanah Air, imbuhnya antara lain. ***(John).

SETIAP  TAHUN  2.200 HEKTARE  SAWAH  GARUT  DIRANGGAS  TIKUS 
Garut News, ( Senin, 27/9 ).

      Setiap tahun sekurang-kurangnya 2.200 hektare sawah di Kabupaten Garut, diranggas hama tikus, yang menelan kerugian maupun kehilangan produksi sebesar 25 persen dari 19.200 ton produk gabah kering giling (GKG).   

     Sedangkan harga dasar GKG Rp3.300/kg, menyusul hewan pengerat tersebut seragannya sepanjang tahun cukup sporadis, ungkap Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura setempat, Ir H. Tatang Hidayat, MP kepada Garut News, Senin.

      Upaya pemberantasan serta pengendaliannya terus dilakukan, namun mutlak diperlukan peran serta masyarakat petani, katanya.

      Pihaknya pun berupaya menyukseskan upaya swasembada kedelai, yang hingga 2012 mendatang bisa mencapai areal seluas 134 ribu hektare, katanya. ***(John).

ELANG  GUMILANG,  SOSOK  WIRAUSAHA  MUDA  SUKSES
Garut News, (Minggu, 26/9).

       Adalah Elang Gumilang (25) , wirausaha muda yang berada di balik pembangunan perumahan amat sederhana bertipe 22/60,mungil tapi fungsional tempat untuk pulang dan bernaung bagi mereka yang bisa terbilang miskin.Tangan dinginya menelurkan apa yang selama ini sangat jarang dilakukan pengembang kawakan -  bermodal besar atau kecil - untuk membuat perumahan khusus orang miskin.

      Selama ini bisnis properti sepertinya hanya untuk ditujukan bagi kaum berpunya , demikian Elang berpikir. Mereka yang papa dan membutuhkan tempar bernaung justru hanya punya mimpi untuk memiliki rumah sendiri. "Ada 75 juta penduduk negeri ini yang membutuhkan rumah. Ini  peluang bisnis , tapi kita sekalian ibadah membantu orang juga, " katanya.

TARGET 2000 RUMAH
    Ber ayahkan seorang kontraktor , buat elang bukan hal mustahil mencoba segala jenis usaha. Ditambah sejumlah pertimbangan mendalam, awal 2005-tatkala ia masih menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) - ia mulai membeli sepetak tanah dan membangun rumah pertamanya. Modal diperoleh dari patungan bersama teman-temannya semasa SMA maupun kuliah. Rumah sederhana berukuran 22 meter persegi dengan luas tanah 60 meter persegi ini langsung pindah tangan ketika selesai dibangun. Terbukti, orang haus akan rumah murah seharga 23-37 juta rupiah itu.

      
Saat itu, jumlah pekerja Elang baru sekitar tujuh orang untuk mengurusi administrasi hingga pemasaran. Namun lambat laun , bisnisnya ini berakar, menggeliat, dan bertumbuh. Dari satu unit , bertambah menjadi tiga unit . Bertambah terus , sampai sudah sekitar lebih dari 200-an rumah dibangunnya. Target yang direncanakannya tak tanggung-tanggung. Perusahaan Semesta Guna Grup miliknya, ingin membangun 2.000 unit rumah sederhana. Dalam waktu setahun , investasi yang ditanamkan naik berlipat. Nilai jual objek pajak (NJOP) tanah yang tadinya hanya Rp 50 ribu misalnya, melejit hingga lima kali lipat dalam dua semester.

      
Omzet per tahunnya pasti bikin pengusaha mana pun berdecak kagum - mengingat awal mula sepak terjangnya - karena tak kurang dari Rp 20 miliar per tahun dapat ia bukukan.Belum lagi dari kontrak pre periodik terbarunya menambah Rp 80 miliar hingga Rp 100 miliar ke bisnisnya.

       Elang Gumilang, mahasiswa sederhana dari IPB - kampusnya petani- anak H. Enceh dan Hj.Priani, kini mempekerjakan ratusan karyawan pada setiap proyeknya. Sekitar 30 tenaga administrasi dan 100 pekerja di setiap proyek siap membantunya. Elang-lajang kelahiran Bogor , 6 April 1985 telah mengepakkan sayap bisnis sejauh yang ia bisa, dan terbang setinggi yang dapat ia capai.

'Otot dan Otak Bisnis

        Elang terlahir dari keluarga yang lumayan berada, namun bergaya hidup bersahaja. Pendidikan moral dari orangtuanya tertanam baik.


       
Ajaran itu terus berurat akar dalam dirinya. Sebagai pelajar sekolah, ia termasuk siswa gemilang. Jiwa wirausaha Elang mulai terasah saat ia duduk di bangku kelas 3 SMU. Ia mempunyai target setelah lulus SMA harus mendapatkan uang Rp 10 juta untuk modal kuliah. Tanpa sepengetahuan orangtua, ia berjualan donat keliling ke sekolah-sekolah dasar di Bogor. Namun, akhirnya orangtuanya tahu juga. Elang disuruh berhenti berjualan karena UAN (Ujian Akhir Nasional) telah menjelang.

      Dilarang berjualan donat , pemenang lomba bahasa sunda tahun 2000 se Bogor ini tertangtang mencari uang dengan cara lain. Pada 2003 , ketika fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB mengadakan lomba Java Economic Competition se Jawa, Elang mengikutinya dan berhasil memenanginya .

      Begitu pula saat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyelenggarakan kompetisi Ekonomi, Elang sukses menjadi juara ketiga. Hadiah uang yang diperolehnya, ia kumpulkan untuk modal kuliah.

      Setelah lulus SMU , Elang melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi IPB tanpa tes. Saat itulah, bermodalkan uang sejuta rupiah, ia kembali berniat untuk memiliki sebuah usaha.

       Awalnya, uang itu ia belanjakan sepatu, yang lantas dijual di Asrama Mahasiswa IPB. Hanya perlu waktu sebulan , ia sudah bisa mengantongi uang Rp 3 jutaan. Sayang, setelah berjalan beberapa tahun, supplier yang digunakannya menurunkan kualitas sepatu. Bisnis sepatu pun sirna. Ia melihat, lampu-lampu redup di kampus IPB sebagai peluang bisnis pengadaan lampu.

       Elang mencoba menerapkan strategi bisnis tanpa modal. Ia mengisahkan hikayat seorang pemuda miskin di Amerika Latin. Setiap hari si pemuda melambaikan tangan pada seorang pengusaha tembakau kaya raya dari Amerika yang sedang bertandang. Pada awalnya, lambaian tangan itu tidak dipedulikan. Namun, karena selalu berulang, pengusaha tembakau itu penasaran dan menanyakan maksud sang pemuda. Jawab si miskin adalah " Saya punya tembakau berkualitas bagus .

       Bapak tidak usah membayar dulu, yang penting saya dapat PO dulu dari Bapak". Setelah mendengar jawaban tersebut ,si pengusaha kaya lalu mebuatkan tanda tangan dan stempel kepada pemuda tersebut. Dengan modal itu, sang pemuda mengumpulkan hasil tembakau di kampungnya untuk dijual ke Amerika lewat si pengusaha kaya raya itu. Maka , jadilah pemuda itu orang kaya raya tanpa modal.

       Strategi inilah yang ditiru Elang. Bermodal surat dari kampus, ia melobi perusahaan lampi Philips pusat untuk menyetok lampu di kampusnya. "Alhamdulillah proposal saya gol, dan setiap penjualan saya mendapat keuntungan Rp 15 juta," Ucapnya bangga. Namun, karena bisnis lampu ini musiman dan perputaran uangnya lambat, terpikir oleh Elang untuk mencari bisnis yang lain.

        Setelah melihat celah di bisnis minyak goreng, Elang menekuni jualan minyak goreng ke warung-warung . Tapi karena bisnis minyak ini 80 % menggunakan otot, sehingga mengganggu kuliah, ia memutuskan untuk berhenti berjualan.

       Menyimak perjalanannya, Elang mengaku bahwa bisnis demi bisnis yang dilakukannya lebih banyak menggunakan otot dari pada otak. Ia lalu berkonsultasi ke beberapa pengusaha dan dosennya untuk memperoleh wawasan lain. Enlightment lalu ditemukannya. Bisnis tidak harus selalu memakai otot, dan banyak peluang bisnis yang tidak menggunakan otot.

       Setelah mendapat berbagai masukan, ia merintis bisnis Lembaga Bahasa Inggris di kampusnya. Karena lembaga kursus itu ditangani secara profesional dengan tenaga pengajar dari lulusan luar negeri, pihak Fakultas Ekonomi mempercayakan lembaganya itu menjadi mitra. Karena dalam bisnis ini ia tidak terlibat langsung, ia manfaatkan waktu luangnya untuk bekerja sebagai marketer perumahan.

UNTUK ORANG LAIN

       Sebenarnya , tanpa beralih ke bisnis properti, untuk dirinya sendiri, Elang tidak bisa dibilang kurang mapan. Pemuda antirokok ini sudah mempunyai rumah dan mobil sendiri. Namun dibalik keberhasilannya itu, Elang merasa ada sesuatu yang kurang . "Kenapa kondisi saya begini, padahal saya di IPB hanya tinggal satu setengah tahun lagi. Semuanya saya sudah punya, apalagi yang saya cari di dunia ini ?" ia berdialog dengan nuraninya.

      Ilham dari atas diperolehnya. Bisnis propertilah yang ditunjukkan Tuhan kepadanya. Namun,bisnis properti yang ditujukan untuk orang miskin lebih karena hatinya ikut tersentuh."Banyak orang di Indonesia terutama yang tinggal di kota belum punya rumah, padahal mereka sudah berumur 60 tahun. Biasanya kendala mereka karena DP yang kemahalan, cicilan yang kemahalan, jadi sampai sekarang mereka belum berani untuk memiliki rumah."unkapnya pada sebuah kesempatan.

     
Karena modalnya pas-pasan, untuk media promosinya sendiri Elang hanya mengiklankan di koran lokal . Karena harganya yang relatif murah , pada tahap awal pembangunan langsung terjual habis. Meski harganya murah, tapi fasilitas pendukung di dalamnya sangat komplet, seperti klinik 24 jam,angkot 24 jam,rumah ibadah,sekolah,lapangan olahraga, dan juga dekat dengan pasar. Karena rumah itu diperuntukkan bagi kalangan ekonomi bawah, kebanyakan profesi konsumennya adalah buruh pabrik, staff tata usaha (TU) IPB, bahkan ada juga para pemulung.

      
Sukses yang sudah ditangan tidak membuat Elang lupa diri. Justru, ia semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Salah satu wujud rasa syukur atas nikmatnya itu, dalam setiap proyek ia selalu menyisihkan 10 persen untuk kegiatan amal."Uang yang 10 persen itu saya masukkan BMT (Baitul Mal Wa Tanwil/tabungan) pribadi, dan saya alokasikan untuk membantu orang-orang miskin dan orang-orang yang kurang modal,"Bebernya. Bagi Elang, materi yang saat ini ia miliki mengandung hak orang miskin yang wajib dibagi. Selain menyisihkan 10 persen dari hasil proyeknya, Elang juga memberikan sedekah mingguan, bulanan, dan bahkan tahunan kepada fakir miskin. Pendirianya;sedekah tidak perlu banyak tapi yang paling penting adalah kontinuitas dari sedekah tersebut.

       Masih banyak sebenarnya yang ingin Elang lakukan . Diantaranya, ia bercita-cita ingin endirikan perusahaan yang dapat mempekerjakan 100 ribu orang. Elang Gumilang, masih akan terus mengepakkan sayapnya.*****

        Tulisan inspiratif ini diambil dari buku "Wirausaha Muda MANDIRI" ketika anak sekolah berbisnis oleh Prof Rhenald Kasali,Ph.D.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.


 
PEDAGANG  CIBATU  TOLAK  HARGA  TINGGI  PEMBANGUNAN  KIOS
Garut  News, ( Rabu, 22/9 ).

      Sekurangnya 400 pedagang di Pasar Cibatu Kabupaten Garut, Jawa Barat, masih menolak tingginya harga kios, yang akan dibangun pihak pemenang tender pasca peristiwa kebakaran hampir tujuh tahun lalu.

     Ketua Koppas Cibatu, Entang Sopandi menilai terdapat indikasi kejanggalan, saat pemenang lelang menyanggupi harga tertinggi, meski kondisi sosial ekonomi masyarakat saat ini serba sulit, katanya, Rabu.

       Sehingga jelas tidak sesuai dengan keinginan warga pasar, menyusul harga kios yang ditawarkan dinilai  terlalu tinggi, padahal janji Pemkab jika pasar Cibatu direlokasi ke lokasi baru, harga kiosnya diusahakan tak  terlalu mahal atau bisa terjangkau warga pasar.

     Sedangkan pasca kebakaran pertama 2003, kondisi pasar tersebut sangat memprihatinkan, kendati terdapat  keinginan warga pasar merenovasi, namun selalu gagal akibat calon para investor cenderung berebut keuntungan besar.

     Berdasarkan  kesepakatan warga pasar dengan Pemkab Garut, pasar Cibatu akan di relokasi ke Kampung Pulo di Desa Cibunar.

      Kondisi saat ini, warga pasar Cibatu mengalami  ketidak jelasan untuk berdagang, sebab pasar  menjadi semrawut, kendati kini terdapat pemenang tender  tetapi masih tidak sesuai dengan harapan warga pasar.

     Tingginya harga kios, dipastikan  membebani warga pasar, ungkap Entang Sopandi tanpa menyebutkan nilai nominalnya. *** ( John)
Picture
Garut Kian Sarat Disesaki Beragam Jenis Kendaraan Bermotor, Namun Retribusi Parkir Alami Penurunan, Merupakan Pertanyaan Tajam Fraksi PKS. ( Foto : Ahen ).
HARGA  CABE  MERAH  DI  GARUT  MENINGKAT  TAJAM
Garut News, ( Selasa, 7/9).

     Harga cabe merah gepeng di pasar Guntur Garut mengalami peningkatan sangat tajam, dari semula Rp12 ribu menjadi Rp20 ribu/kg, disusul harga di Toserba dari semula Rp27 ribu menjadi Rp45 ribu/kg.

     Kepala Bidang Perdagangan setempat, Tedy Kusnadi, SE kepada Garut News, Selasa mengemukakan, kenaikan harga juga dialami komoditi cabe rawit dari semula Rp10 ribu menjadi Rp16 ribu/kg, bahkan di Toserba harganya mencapai Rp76 ribu.

      Disusul tomat dari semula Rp3 ribu menjadi Rp4 ribu/kg, daging sapi Rp58 ribu, ikan mas segar Rp17 ribu/kg, daging ayam kampung Rp45 ribu/kg, ikan asin gabus Rp50 ribu/kg, telur ayam ras Rp13 ribu/kg, gula pasir lokal Rp11 ribu/kg  serta minyak tanah Rp7.500/liter. ***(John).

FRAKSI  PKS  PERTANYAKAN  PENYEBAB                         PENURUNAN  RETRIBUSI  PARKIR
Garut News, ( Senin malam, 6/9 ).

     Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Garut, mempertanyakan penyebab penurunan retribusi parkir, karena secara kasat mata perparkiran di Kabupaten Garut semakin ramai.

     Bahkan nyaris sulit mencari ruas jalan yang bebas parkir, tegas Fraksi yang diketuai Ir Wawan Kurnia dan Sekretarisnya, Imron Rosyadi, Lc dalam pandangan umumnya terhadap pengantar nota keuangan Rancangan Perubahan APBD tahun anggaran 2010, Senin malam.

     Padahal secara keseluruhan pendapatan dalam RAPBD perubahan tersebut, naik Rp27 miliar lebih, tetapi komponen PAD terjadi penurunan meski jumlahnya relatif kecil, katanya pada sidang paripurna yang berakhir Pukul 23.12 WIB.

       Selain itu dipertanyakan terdapat alokasi belanja pegawai, pada beberapa SKPD terdapat kenaikan, sementara di SKPD lain terjadi penurunan yang cukup besar pada Dinas Kesehatan, RSU dr Slamet, Dinas Pertacip dan lain-lain, ungkapnya.

     Malahan Fraksi PKS juga menyoroti tajam, alokasi belanja yang dinilai tidak terlalu mendesak dianggarkan pada perubahan APBD ini, tambahan belanja untuk pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu.

     Pada Dinas Pendidikan Rp40 juta, Badan KB dan pemberdayaan Perempuan Rp99.952.300, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rp43.650.000 serta pada Dinas-Dinas lainnya, dinilai tidak perlu dianggarkan lagi dalam perubahan APBD tersebut.

     Dipertanyakan pula penambahan anggaran honorarium pegawai honorer/tidak tetap Rp519.720.000, penambahan pada belanja penggandaan di Dinas Pendidikan Rp675.715.000 kemudian Disperindag Koperasi dan UKM Rp50 juta serta pada Dinas lainnya.

     Terkait ditetapkannya RSU dr Slamet Garut menjadi BLUD, semestinya diikuti dengan lahirnya beberapa Peraturan Bupati sebagai pendukung terlaksananya BLUD, namun hingga kini tetap menggunakan RKA bukan RBA.

      Sehingga pelayanan yang seharusnya lebih professional, masih terasa tidak ada bedanya, sebagaimana diungkapkan anggota Fraksi PKS, dr H. Helmi Budiman.     

      Fraksi lainnya pun, banyak mempertanyakan Rancangan Perubahan APBD itu, termasuk Fraksi Partai Demokrat antara lain mengingatkan agar jawaban Bupati pada Selasa malam (7/9) Pukul 20.00 WIB bisa  proporsional dan professional didukung penjelasan yang rasional, katanya.  ***(John).
Picture
Kondisi Pasar Ceplak Garut Pada Ramadhan, Sesak, Hingar Bingar Serta Semrawut. (Foto : Nova Nugraha Putra).
TIKUS    GARUT  MERANGGAS  RIBUAN    HEKTARE   SAWAH  
Garut  News,  ( Senin, 30/8).

     Serbuan koloni tikus Garut, selama ini meranggas sekurangnya 1.038 hektare areal persawahan, mengakibatkan kerugian petani mencapai miliaran rupiah menyusul terjadinya penurunan produktivitas panen padi.

     Serangan sporadis hewan mengerat, yang diprediksikan akibat tak menentunya cuaca itu, saat ini berlangsung di Kecamatan Leuwigoong,  Tarogong Kidul, Cilawu, Cisurupan dan Kecamatan Malangbong, ungkap  petani Tarogong termasuk Rochman(34) kepada Garut News, Senin.

     Dihubungi terpisah Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten setempat Ir H. Tatang Hidayat, M.P mengatakan, predator tersebut banyak menurunkan produksi padi petani.

     Juga diperparah adanya serangan hama penggerek batang, pada areal persawahan sekitar 526 hektare, terdapat pula serangan jenis  hama lainnya pada 612 hektare, katanya.

     Dia mengemukakan, berbagai upaya dilakukan antara lain, penyelidikan keliling oleh petugas lapangan, pengendalian serta pembasmian hama secara gebrayakan dan serentak terutama pada areal padi yang siap panen, dengan cakupan areal yang luas.

     Jika menyerang vegetasi, ditanggulangi dengan festisida beracun, sekaligus membasmi tikus hingga ke setiap lubang persembunyiannya. ***(John).      

KINERJA  PD  BPR  KABUPATEN  GARUT  DITINGKATKAN
Garut News, (20/8).

     Meski pada pelaksanaan Puasa Ramadhan, namun kualitas kinerja jasa layanan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) Kabupaten Garut, diupayakan mengalami peningkatan.

     Menyusul menjelang Lebaran Idul Fitri juga masih tetap melayani pinjaman, kendati hingga saat ini berlangsung stabil, atau pinjaman masih banyak pada Juni lalu  bersamaan dimulainya tahun pelajaran baru, ungkap Dirut Lembaga Perbankan tersebut, H. Saeful Holik, SE, MM.

     Kepada Garut News, Jumat dia mengemukakan pihaknya pun terus berupaya memenuhi harapan kepentingan pihak pemilik serta pegawai, termasuk berupaya memenuhi pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR), katanya. ***(John).

HARGA  CABE  GEPENG KEMBALI  TURUN
Garut News, (18/8).

      Harga cabe merah gepeng di pasar Guntur Garut, kembali turun dari semula Rp28 ribu menjadi Rp12 ribu, sedangan di Toserba bertengger pada harga Rp65.500/kg.

      Sedangkan harga cabe merah rawit dari semula Rp24 ribu menjadi Rp14 ribu, namun di Toserba Rp82.500/kg, demikian dilaporkan Kabid Perdagangan setempat, Teddy Kusnadi, SE kepada Garut News, Rabu.

     Dia katakan, harga daging ayam ras di pasar tradisional itu Rp26 ribu/kg, telur ayam ras Rp14.500/kg, daging sapi Rp58 ribu/kg, ikan mas segar Rp17 ribu/kg, serta minyak goreng tanpa kemasan Rp9.600/kg, katanya. ***(John).

BAHAYA  “LATEN”,  MENJELANG  PUASA  DAN LEBARAN,  HARGA  SEMBAKO  MELAMBUNG
Garut News, (10/8).

     Barangkali, bahaya laten itu bukan hanya Partai Komunis Indonesia (PKI) maupun teroris, melainkan juga mungkin bisa berupa kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) dan barang kebutuhan penting lainnya, setiap menjelang puasa dan Lebaran.

     Karena dampaknya sangat menyulitkan masyarakat, yang umumnya berdaya beli rendah maupun “cekak”,  juga diperparah dihantui rasa ketakutan jika tiba-tiba kompor elpiji tiga kilogram meledak akibat aksesori nya tidak berkualitas.

     Peristiwa dan bahaya laten yang berlangsung setiap tahun, menjelang hari besar keagamaan tersebut, juga diakui Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Drs Tedi Kusnadi kepada Garut News, Jumat.

     Namun Tedi tidak menyebutkan, kemungkinan adanya rekayasa dari oknum tertentu yang mengakibatkan harga sembako serta barang penting lainnya melambung naik.

      Menyusul peristiwa ini, nyaris berlangsung setiap tahun termasuk menjelang hari besar keagamaan lainnya, meski kenaikan harganya tak setinggi hendak menjelang Lebaran Idul Fitri termasuk pada bulan Ramadhan, katanya.  

     Jumat ini pun terdapat 11 jenis komoditi, yang harganya mengalami peningkatan cukup signifikan, diantaranya beras, bawang putih meningkat 16 persen, kentang, bawang merah, telur ayam ras, cabe rawit serta kacang tanah kupas.

     Sehingga jika terdapat permintaan masyarakat, bisa saja digelar kegiatan pasar murah meski kenaikan harganya dibawah 25 persen, seperti beras, minyak goreng serta gula pasir. Sepanjang mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.

     Tedi Iskandar ketika didesak pertanyaan Garut News, juga mengakui hanya “garam” yang harganya tak mengalami kenaikan.

     Sekretaris Disperindag setempat, Drs Andhi Bakhtiar kepada Garut News, Selasa mengemukakan.  Kondisi harga sembako di pasar Guntur pada 9 Agustus lalu antara lain cabe merah gepeng semula Rp24 ribu menjadi Rp28 ribu/kg, sedangkan di Toserba Rp66.500/kg.    

       Cabe rawit merah Rp24 ribu di Toserba Rp82.500/kg, daging sapi Rp58 ribu/kg, daging ayam ras Rp26 ribu/kg, kentang Rp7 ribu/kg, serta kacang tanah kupas Rp13 ribu/kg, katanya antara lain
. ***(John).

PD   BPR  LPK    GARUT    KOTA    PRIORITASKAN    PENGAMBILAN   TABUNGAN   NASABAH
Garut News, (13/8).

     PD BPR LPK Garut Kota lebih memprioritaskan pengambilan tabungan, bagi nasabah yang mendesak memerlukannya, menghadapi pemenuhan kebutuhan selama puasa Ramadhan serta Lebaran Idul Fitri.

     Demikian diungkapkan Direktur Lembaga Perbankan tersebut, Drs H. Dedi Boediman, BSc kepada Garut News, Jumat.

      Dia juga menjelaskan selama puasa Ramadhan, jasa layanannya dimulai pukul 08.00 WIB hingga tutup buku Pukul 14.00 WIB setiap harinya, kecuali jika terdapat urusan yang sangat mendesak untuk dituntaskan, katanya.

     Sedangkan libur berlangsung sejak H-2 hingga H+2 Lebaran Idul Fitri, selebihnya beroperasional seperti biasa, imbuhnya. *** (John).
Picture
Kasi Pengelolaan Pertambangan Dinas Sumber Daya Air Dan Pertambangan (SDAP) Garut, Asep Dimyati. (Foto : John Doddy Hidayat).
BUPATI :  GARUT   MILIKI   KEUNGGULAN  KOMPARATIF   DAN  KOMPETITIF
Garut News, (10/8).

     Bupati Aceng H.M Fikri menyatakan, Selasa Kabupaten  Garut memiliki keunggulan potensi Sumber Daya Alam (SDA), yang komparatif dan kompetitif dibandingkan dengan setiap kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jawa Barat.

     Panjang pantainya pun mencapai 84 km, 65 mil dari bibirnya merupakan laut bebas dilintasi pelayaran Internasional, ungkapnya kepada Garut News, seusai membuka seminar yang digelar Forum Rakyat Garut (FRG).

     Pada perhelatan yang mengusung tema, Kepedulian Terhadap Air Yang Merupakan Kebutuhan Pokok Dalam Kehidupan dan Tentang Pertambangan di Kabupaten Garut itu, Bupati juga mengemukakan, sekurangnya di Garut terdapat potensi 12 jenis mineral pertambangan.

     Namun terkendala kondisi Sumber Daya Manusia (SDM), untuk mengelola serta memanfaatkannya secara maksimal, katanya.

     Sedangkan produk eksploitasi geothermal (panasbumi) yang berlangsung sejak 1984, Kabupaten Garut hanya bisa mendapatkan royalty nya mulai 2009, itupun nilainya masih jauh dari harapan.

     Potensi lautnya pun masih belum bisa dioptimalkan, sehingga perlu diupayakan bersama mengenai bagaimana, agar seluruh sumber kekayaan SDA di daerah ini dapat dikelola sendiri, imbuhnya.

      Sedangkan tentang kegiatan pertambangan emas di Cihideung Kecamatan Cikajang, masih gencar dilakukan kajian dan investigasi secara yuridis, ketenagakerjaan serta kajian sosial ekonomi, oleh tim gabungan.

     Hal itu juga dikemukakan Kepala Seksi Pengelolaan Pertambangan pada Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) setempat, A. Dimyati kepada Garut News.

     Dia katakan, seminar inipun sebagai upaya memberikan kontribusi pemikiran terhadap penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

     Menyusul Undang-Undang Pertambangan tahun 2009, dinilai tidak sentralistik melainkan sejalan dengan penyelenggaraan Otonomi Daerah (OTDA), katanya.

     Ketua FRG, Mulyono Khadafi menyatakan, lembaganya memiliki gagasan dan kepedulian agar aspirasi masyarakat bisa diakomodasi dalam penyusunan Raperda Tentang Pertambangan di Kabupaten Garut, katanya pula. *** (John).

KOTA  DAN  PASAR  DI  GARUT  DIPENUHI  PENGUNJUNG
Garut  News, (10/8).

     Kawasan Perkotaan serta pasar tradisional di Garut, Jawa Barat, sehari menjelang puasa Ramadhan sarat dipenuhi pengunjung, meski harga Sembilan bahan pokok (sembako) dan barang kepentingan lainnya melambung.

     Banyak para pengunjung mengakibatkan terjadinya beberapa simpul kemacetan arus lalu-lintas di perkotaan, serta cukup berjejalnya warga yang berbelanja di mini market serta Toserba dan pasar tradisional.

     Sekretaris Disperindag setempat, Drs Andhi Bakhtiar kepada Garut News, Selasa mengemukakan. Kondisi harga sembako di pasar Guntur antara lain cabe merah gepeng dari semula Rp24 ribu menjadi Rp28 ribu/kg, sedangkan di Toserba Rp66.500/kg.

     Cabe rawit merah Rp24 ribu di Toserba Rp82.500/kg, daging sapi Rp58 ribu/kg, daging ayam ras Rp26 ribu/kg, kentang Rp7 ribu/kg, serta kacang tanah kupas Rp13 ribu/kg, katanya antara lain. ***(John).

PERSEDIAAN  BERAS  MENJELANG  PUASA  DAN LEBARAN  62.000 TON
Garut News, (5/8).

     Produksi persediaan komoditi beras menjelang Puasa dan Lebaran Idul Fitri di Kabupaten Garut, Jawa Jabar, mencapai 62.000 ton sehingga bisa mencukupi hingga tiga bulan mendatang atau surplus.
      Harganya pun terdapat trend menurun, khususnya kualitas beras medium dari semula Rp6.500/kg menjadi Rp6.300/kg, ungkap Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura setempat, H. Ir Tatang Hidayat, MP kepada Garut News, Kamis.

     Saat mendampingi Bupati Aceng H.M Fikri melakukan pemantauan harga Sembilan Bahan Pokok (sembako) di Pasar Guntur, Tatang Hidayat juga mengemukakan, ketersediaan beragam jenis sayur mayur dinilai bisa memenuhi kebutuhan konsumen.

     Sementara itu, Bupati secara langsung mengamati terjadinya fluktuasi harga cabe merah gepeng serta tepung terigu, yang kini bertengger pada harga Rp7 ribu/kg, disusul harga daging sapi Rp58 ribu/kg.

     Antara lain mengunjungi pedagang, H. Oping penjual sayur mayur termasuk kacang tanah kupas dengan harga saat ini Rp14 ribu/kg, serta PD. Irpan Saputra penjual daging sapi.

     Para pedagang di pasar tradisional itu, memprediksikan pada 25 Agustus mendatang terjadi kenaikan harga Sembako, sesuai dengan kondisi persediaan dan banyaknya konsumen yang mendesak memerlukannya.

    Sebelumnya Bupati dan rombongan berkunjung ke RSUD dr Slamet Garut, mengevaluasi kesiapan menghadapi Puasa dan Lebaran Idul Fitri, terkait dengan pemberlakuan lima hari kerja pada bagian Administrasi serta Poliklinik.

   Kepala Dinas Kesehatan dr H. Hendy Budiman, M.Kes kepada Garut News menyerukan, agar masyarakat mewaspadai kondisi cuaca, yang kerap tak menentu bahkan acap berubah cukup ekstrim.

     Dia kembali mengingatkan, Pola Hidup bersih dan Sehat (PHBS) dinilai sangat efektif mencegah terjadinya penularan bahkan wabah penyakit, katanya. ***(John).

Picture
Jasa Layanan PPTSP Garut Disosialisasikan. (Foto : Fendi Pamela).
“PPTSP”    GARUT    DISOSIALISASIKAN
Garut News, (2/8).

      “Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu” (PPTSP), Senin disosialisasikan kepada aparatur Pemkab Garut, masyarakat serta pelaku usaha/ekonomi setempat, berlangsung selama tiga hari.

      Sasarannya meningkatkan SDM dan berubahnya pola pikir masyarakat, mengenai pelayanan perijinan dengan paradigma baru sehingga lebih terbuka dalam menerima perubahan tersebut, ungkap Ketua Pelaksana Sosialisasi, Dra Susanti Widaningsih kepada Garut News, Senin.

      Terkait dengan terjadinya perubahan besar dan mendasar dalam bidang politik dan sistem pemerintahan di Indonesia, reformasi di segala bidang dan pelaksanaan OTDA dalam bidang pemerintahan dan penyelenggaraan Negara.

     Maka pemerintah daerah dituntut untuk mampu mengurus kepentingan masyarakat, di daerahnya sendiri yang sesuai dengan aspirasi masyarakat, katanya.

     Diingatkan, terdapat sekitar 17 jenis perijinan , diantaranya persetujuan penanaman modal, izin prinsif, izin peruntukan tanah, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Lokasi, Izin Gangguan, reklame, usaha industri serta izin gudang.

      Bisa diproses selama 14 hari, jika persyaratannya telah dilengkapi, katanya pula. *** (John).

LABA   BPR  LPK   SUKAWENING  MENINGKAT   165,21 PERSEN 
Garut News, (27/7).

     Laba Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Lembaga Perkreditan Kecamatan (PD BPR LPK) Sukawening, pada posisi akhir Juni 2010 bisa meningkat 165,21 persen atau Rp163,215 juta, dibandingkan pada periode sama tahun sebelumnya.

     Sehingga perolehan laba tahun berjalan tersebut, dari semula Rp98,793 juta menjadi Rp262,008 juta, ungkap Dirut Lembaga Perbankan itu, Drs Aam Muhammad kepada Garut News, Selasa.

        Keberhasilan meningkatkan laba setelah pajak ini, selain berkat dilakukannya efisiensi juga sangat rendahnya kredit bermasalah atau dibawah lima point, sedangkan terjadinya peningkatan tabungan 32,45 persen, mengindikasikan terjadinya peningkatan kualitas kepercayaan nasabah.

     Malahan banyak diantara penabung dari kalangan pelajar Sekolah Dasar (SD) dan SMP, yang bisa langsung menabung ke BPR LPK sekaligus dilaksanakannya pembinaan persuasif dan edukatif mengenai manfaat menabung sejak dini.

     Sehingga nilai tabungan yang semula Rp3,107 miliar lebih menjadi Rp4,116 miliar lebih atau meningkat Rp1,008 miliar lebih, disusul deposito meningkat 10,27 persen atau Rp294,800 juta dari semula Rp2,870 miliar lebih menjadi Rp3,165 miliar lebih.

     Kemudian kredit yang diberikan meningkat 27,48 persen atau Rp 1,767 miliar lebih dari semula Rp6,431 miliar lebih menjadi Rp8,198 miliar lebih, maka total asaet PD BPR LPK Sukawening mengalami peningkatan 26,34 persen atau Rp1,960 miliar lebih.

     Dari semula Rp7,445 miliar lebih menjadi Rp9,406 miliar lebih, ungkap Aam Muhammad yang selama ini memberikan penghargaan bagi setiap karyawannya yang berprestasi atau berkinerja baik.

     Bahkan penghargaan tersebut direalisasikan dalam suasana kekeluargaan, dengan menghadirkan setiap anggota keluarga karyawan sambil bersilaturahmi serta menikmati hiburan sehat bersama, katanya.

     Nuansa demikian ternyata, bisa mewujudkan kinerja yang solid termasuk kekompakan meningkatkan etos kerja juga prestasi bersama, pada PD BPR LPK Sukawening yang berkantor pusat di Kecamatan Wanaraja.

     Sedangkan kantor kas pembantunya, terdapat di Kecamatan Sukawening, Cibatu serta di Kecamatan Karang Tengah, dengan radius jasa pelayanan hingga menjangkau beberapa wilayah kecamatan pada masing-masing kantor kas pembantu tersebut. ***(John).
BUPATI  GARUT  HERAN  HANYA  LIMA  KOPERASI  YANG  EKSIS
Garut News, (23/7)

     Bupati Garut Aceng H.M Fikri menyatakan sangat heran, karena dari 1.200 an koperasi di daerahnya, tak lebih dari 600 yang bisa melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) bahkan dari 200 koperasi grade A hanya lima koperasi yang eksis.

     Sedangkan selebihnya berkondisi kurang malahan tidak sehat, kondisi tersebut menunjukan aktivitas sektor riel di daerah ini sangat terbatas, tegas Bupati saat meresmikan pasar wisata “Marina” di Situ Bagendit, Jumat.

     Menurut dia, terbatasnya aktivitas sektor riel juga berindikasi pada lambatnya pertumbuhan ekonomi termasuk Indek Pembangunan Manusia (IPM) yakni rendahnya daya beli masyarakat, padahal dirinya memiliki visi “Mandiri Dalam Ekonomi”, katanya.

     Maka diharapkan banyaknya lembaga koperasi jangan hanya tinggal nama dan berbadan hukum tetapi aktivitas ekonominya tidak jalan, sehingga Dinas terkait juga diharapkan jangan bangga dengan kuantitas lembaga koperasi.

     Bupati mengingatkan pula, Kadis Koperasi dan Dekopinda agar Koperasi yang berbadan hukum pun tak cukup bisa menyelenggarakan RAT, juga jangan hanya diam di Kantor dan jangan memantau dari jauh namun harus langsung terjun ke lapangan.

     Pada perhelatan dan peringatan HUT ke-63 Koperasi, Bupati menyampaikan sambutan Menteri Koperasi. *** (John).

BUPATI  INGATKAN  KUALITAS PASAR  WISATA  HARUS  DIPERBAIKI 
Garut News, (23/7).

     Bupati Garut Aceng H.M Fikri mengingatkan, agar kualitas pasar wisata di Situ Bagendit harus dievaluasi dan diperbaiki, menyusul sebelum digunakan pun banyak mengalami kerusakan.

     “Bukan menyesalkan maupun tidak, namun kualitasnya harus dievaluasi dan diperbaiki,” katanya saat didesak pertanyaan Garut News seusai meresmikan pasar “Marina” tersebut pada peringatan HUT ke-63 Koperasi, Jumat.

     Sedangkan dia telah meresmikan pasar itu meski berkondisi tidak berkualitas, Bupati mengaku semula mendapatkan laporan dari Kadis Perindag, Koperasi dan UKM, yang menyebutkan seluruhnya telah beres.

     Sementara itu, pasar yang menelan dana sekitar Rp931 juta bersumber dari APBN 2009 tersebut, lantainya banyak yang rusak bahkan amblas, dibangun diatas tanah yang semula dimanfaatkan sebagai sarana penghijauan program penanaman satu juta pohon.

     Sehingga pohon yang rata-rata setinggi satu meter akhirnya ditebang, karena sebelumnya diperuntukan untuk areal taman wisata.

     Jeleknya kualitas konstruksi bangunan, juga diungkapkan Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) setempat, Aut Supriadi dan Sekretarisnya Asep Syam.

     Mereka mengharapkan segera dibenahinya sarana penerangan serta sumber air, bahkan akses ruas jalan, karena selama ini masih melintasi kebun milik masyarakat, katanya. *** (John).
Picture
Wakil Bupati dan Produk Unggulan Garut ( Photo : Informatika )
SETIAP  HARI  GARUT  DIPASOK  110  TON  LPG
Garut News, (21/7).

     Setiap harinya Kabupaten Garut, Jawa Barat, dipasok 11 ton Liquefield Petroleum Gas (LPG), sebanyak 55 ton diantaranya disalurkan dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar LPG (SPBE) Asgar Raya.

     Sehingga diharapkan masyarakat pengguna bisa memanfaatkan bahan bakar tersebut secara bijak, dan tetap berhati-hati meski tidak perlu dicekam ketakutan yang berlebihan, ungkap pemilik SPBE Asgar Raya H. Surahmat kepada Garut News, Rabu.

     Karena pihaknya pun selalu melakukan pemeriksaan setiap tabung, termasuk pencelupan ke dalam air kemudian pengisian, selanjutnya dipasok ke setiap agen, katanya.

     Mengenai penentuan harga berdasarkan dari Pertamina, sedangkan SPBE hanya mendapatkan presentase.

     Selama ini SPBE Asgar Raya telah menemukan 90 tabung rusak termasuk kelep bocor, yang langsung diserahkan ke Pertamina, sementara kasus ledakan selama ini akibat kerusakan selang dan regulator, ungkapnya.

     Jika terjadi keterlambatan pasokan kepada konsumen, sebagai akibat kemacetan arus lalu lintas, yang dilintasi kendaraan tanki LPG bagi SPBE, katanya pula. *** (John).

PELAKSANAAN  KONVERSI  MITAN  KE  LPG  BELUM  OPTIMAL

Garut News, (20/7).

     Pelaksanaan konversi minyak tanah ke Liquefield Petroleum Gas (LPG) 3 kg tahun 2010,  yang dilakukan oleh Pertamina belum optimal sehingga tidak mencapai sasaran yang ditetapkan.

      Demikian antara lain kesimpulan hasil rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan program tersebut di Batam yang berakhir pertengahan Juli lalu, ungkap Asisten Administrasi Perekonomian Setda Garut, H. Budiman, SE, M.Si kepada Garut News, Selasa.

      Sedangkan rekomendasi hasil perhelatan tersebut, diantaranya agar pemerintah mengambil kebijakan khusus terkait penarikan Mitan bersubsidi, terutama bagi daerah yang masyarakatnya tinggal di wilayah terpencil, pesisir, kepulauan dan terisolir.

     Pelaksanaan program konversi Mitan ke LPG 3 kg, sosialisasi, pendataan dan evaluasi juga harus melibatkan berbagai stakehorder serta elemen masyarakat, diperlukannya frequensi pengawasan, juga diperlukan penarikan paket LPG yang tak sesuai dengan SNI.

     Memberikan labelisasi terhadap tabung LPG 3 kg beserta aksesorisnya yang memuat spesifikasi fisik dan masa pemakaian/kadaluwarsa, serta perlu dilakukan rapat koordinasi dan evaluasi selanjutnya, demikian antara lain ungkap Budiman. **** (John).

TUNGGAKAN  RASKIN  GARUT  CAPAI  Rp1,439 MILIAR  LEBIH
Garut News, (16/7).
     Tunggakan penyaluran beras untuk masyarakat miskin (Raskin) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, hingga akhir Juni lalu mencapai Rp1,439 miliar lebih, yang akan diupayakan proses pelunasannya segera terealisasi.

     Sehingga seluruh 42 camat di Kabupaten Garut, akan turun tangan memberikan pemahaman serta intruksi kepada setiap Kepala Desa, agar secepatnya menyelesaikan pembayaran tunggakan, tegas Kabag Administrasi Perekonomian Setda Garut, Jumyat Rimaja, Jumat.

     Karena bagi desa yang masih memiliki tunggakan, dipastikan belum bisa dipasok alokasi pembelian Raskin, katanya seusai menggelar evaluasi bersama seluruh camat yang juga dihadiri Wakil Kepala Sub Divre Bulog Ciamis, Abdurahman.

     Kepada Garut News, dia mengemukakan harapannya dimasa mendatang proses pelunasan tunggakan bisa lebih baik lagi, katanya.

     Menyusul nilai tunggakan Raskin, setiap bulannya terus bertambah terdiri Januari 2010 Rp8,174 juta, Februari Rp184,704 juta, Maret Rp237,797 juta, April Rp442,865 juta, Mei Rp294,773 juta serta Juni Rp270,789 juta.

     Sehingga total tunggakan tersebut mencapai sebesar Rp1,439 miliar lebih. **** (John).

HARGA  CABE  MERAH  GEPENG  BELUM  MAKSIMAL  UNTUNGKAN  PETANI
Garut News, (15/7).
    

      
Masih tingginya harga cabe merah gepeng, yang di pasar Guntur masih bertengger pada Rp40 ribu/kg, bahkan di Toserba mencapai Rp65 ribu/kg, ternyata belum sepenuhnya menguntungkan kalangan petaninya.
 
     Menyusul harga komoditi tersebut, di tingkat petani rata-rata Rp20 ribu/kg, sebagaimana diungkapkan petani di Kecamatan Cilawu termasuk Nandang kepada Garut News, Kamis.

     Kepala Bidang Hortikultura pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura setempat, Ir Beni Yoga. G saat ditermui terpisah mengemukakan, menanggulangi kesenjangan antara harga di tingkat petani dengan di pasaran, antara lain perlunya penyempurnaan rantai pasok.

      Meski biaya operasional penanaman mata dagangan tersebut berkisar Rp3.500 hingga Rp4.500 per pohon, sehingga kalangan petani masih tetap bisa dituntungkan, katanya. **** (John).

RIBUAN  TANAMAN  KAKAO  GARUT  DIMUSNAHKAN
Garut News, (9/7).
     

      
Sekurangnya dua ribu tanaman kakao PTPN VIII Bunisari Lendra di Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut akan segera dimusnahkan, untuk diganti perkebunan karet.
      

       Bagian Umum PTPN VIII Bunisarilendra, Yana Ramdhan belum lama ini menyatakan pemusnahan kakao digantikan komoditi karet tersebut, merupakan realisasi program kantor pusat, katanya.
      

       Menurut dia, selama ini peremajaan vegetasi kakao yang tak produktif  tak ada lagi, padahal pangsa pasarnya di Jawa Barat dinilai prosfektif, karena harga dan pemenuhan kualitasnya tak pernah menemui kendala.


      Bahkan sejak 1980-an, produsen cokelat terbesar di Bandung semakin terus meningkatkan kerja samanya dengan pihak perkebunan.

      Diungkapkan, kualitas kakao perkebunan Bunisari Lendra selama ini pun, dinilai baik dan memiliki daya saing tinggi, dengan kakao yang dihasilkan dari perkebunan Surabaya maupun Sulawesi, katanya. **** (John).

PD  BPR  LPK  GARUT  SEGERA  DIKONSOLIDASI
Garut News, (8/7).

     Sembilan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Lembaga Perkreditan Kecamatan (PD BPR LPK) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, akan segera dikonsolidasi.

     Menyusul sebelumnya juga telah dilaksanakan konsolidasi PD BPR, ungkap Kepala Sekretariatnya, Agus Heryanto, S. Sos kepada Garut News, Kamis.

     PD BPR LPK kepemilikan sahamnya terdiri 30 persen Pemprov Jabar, 15 persen Bank Jabar serta 50 persen Pemkab Garut, katanya.

     Saat ini tengah dibentuk Tim Konsolidasi, dan berbagai langkah dipersiapkan sehingga diharapkan bisa banyak memberikan manfaat kepada masyarakat, yang ditargetkan terlaksana pada akhir Desember 2010.

      Sebanyak sembilan PD BPR LPK tersebar pada sembilan wilayah kecamatan di Kabupaten Garut, ungkap Agus Heryanto. **** (John).

ASISTEN  PEREKONOMIAN  GARUT  MINTA   WASPADAI   INVESTOR   MISTERIUS
Garut News, (7/7).

     Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut, H. Budiman, SE, M.Si minta seluruh jajarannya agar mewaspadai fenomena investor misterius.

     Meski Laju Pertumbuhan Investasi (LPI), menjadi salah-satu indikator makro suatu daerah yakni sejauhmana daerah berhasil mengembangkan maupun menarik kalangan investor, ungkapnya kepada Garut News, Rabu.

     Menyusul LPI di daerahnya pada delapan tahun terakhir berfluktuatif, 20,09 persen pada 2003, 22,03 persen (2004), 10,43 persen (2005), 15, 63 persen (2006), 7,35 persen (2007), 18,68 persen (2008), 13,11 persen (2009) serta diproyeksikan 12,35 persen pada 2010 ini, katanya.

     Sedangkan inkonsistensi yang bisa menghambat laju investasi, antara lain kelangkaan data, panjangnya jalur maupun rute perijinan, biaya ekonomi tinggi serta terbatasnya sarana pendukung, katanya.

      Namun juga patut dicermati, kerap adanya yang meng ”klaim” dengan penuh percaya dirisebagai pengusaha ”bonafide”, tetapi kenyataannya setelah melakukan dua hingga tiga langkah malahan melempem bahkan menghilang dan misterius.

     Fenomena tersebut dinilai bukan investor sejati, melainkan hanya sebagai ”broker”, yang setelah melakukan studi kelayakan kemudian hasilnya ditawarkan kepada investor sesungguhnya, ungkap Budiman.

     Maka adanya Kantor "Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu" (PPTSP) serta Kantor Penanaman Modal Kabupaten Garut, sebagai upaya mengantisipasi hal tersebut, sekaligus diharapkan dapat memproses perijinan dengan cepat, mudah dan murah, katanya.

     Kabupaten Garut, juga saat ini telah memiliki kesiapan yang lebih baik dalam menjaring investor, dengan adanya jaminan kepastian hukum serta keamanan untuk berinvestasi.

      Saat dihubungi Garut News secara terpisah, Kepala Kantor Penanaman Modal setempat, Wahyudijaya menyatakan, tengah memprioritaskan tatanan sistem mekanisme berinvestasi di daerahnya.

      Dengan target, terwujudnya rasa nyaman dan aman bagi kalangan investor, dengan dibangunnya standar operasional pelayanan melalui sistem dan mekanisme, katanya. *** (John).

TINGGINYA  HARGA  CABE  BELUM  SEPENUHNYA  UNTUNGKAN  PETANI  GARUT
Garut News, (7/7).

     Masih tingginya harga cabe merah gepeng dan cabe rawit merah, termasuk komoditi sayuran lainnya di Kabupaten Garut, Jawa Barat, ternyata belum sepenuhnya bisa otomatis menguntungkan petani setempat.
     Karena meski cabe merah gepeng kini harganya Rp40 ribu/kg di pasar Guntur bahkan Rp56 ribu di Toserba, namun harga di tingkat petaninya paling tinggi hanya Rp20 ribu, ungkap Nandang di Kecamatan Cilawu, Rabu.

     Demikian pula harga cabe rawit merah yang kini Rp30 ribu di pasar Guntur, dan Rp45 ribu di Toserba, tetapi harga di tingkat petani hanya Rp15 ribu/kg.

     Justru jika harga di pasar dan Toserba mengalami penurunan, maka otomatis harga jual di tingkat petani akan menurun drastis, sebagai akibat ketidak adilan kondisi mekanisme pasar.

     Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UKM setempat, H.R Ruchiat mengatakan, harga  tomat  Rp3.500/kg, wortel Rp5 ribu/kg, kol Rp5 ribu/kg, dan buncis Rp5 ribu/kg.

     Disusul kentang Rp6 ribu/kg, bawang merah Rp12 ribu/kg, bawang putih Rp24 ribu/kg, daging ayam ras Rp24 ribu/kg, telur ayam ras Rp14,5 ribu/kg, daging sapi Rp58 ribu/kg, ikan mas segar Rp14 ribu/kg, gula pasir Rp9 ribu/kg serta minyak goreng tanpa kemasan Rp9 ribu/kg, katanya. **** (John).

LABA   BPR   LPK   GARUT   KOTA  MENINGKAT    56,48  PERSEN
Garut News, (6/7).

     Perolehan laba sebelum pajak pada ”Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Lembaga Perkreditan Kecamatan (PD. BPR LPK) Garut, Kota per 30 Juni 2010 mengalami peningkatan mencapai 56,48 persen.

    Dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, Rp135,743 juta menjadi Rp212,406 juta lebih atau meningkat Rp76,663 juta lebih, ungkap Dirut Lembaga Perbankan tersebut, Drs H. Dedi Boediman, B.Sc kepada Garut News, Selasa.

     Didampingi Kabag Keuangannya Komarudin, dia juga mengemukakan peningkatan yang tinggi terjadi pada tabungan mencapai 11,45 persen, dari semula Rp2,041 miliar lebih menjadi Rp2,274 miliar lebih atau meningkat Rp233,624 juta lebih.

     Disusul kredit yang diberikan meningkat 6,56 persen atau Rp576,976 juta lebih dari semula Rp8,792 miliar lebih menjadi Rp9,369 miliar lebih, kemudian deposito berjangka meningkat 1,98 persen atau Rp108,800 juta dari semula Rp5,492 miliar lebih menjadi Rp5,601 miliar lebih.

     Sedangkan total asetnya meningkat 9,36 persen atau Rp869,499 juta lebih, dari semula Rp9,287 miliar lebih menjadi Rp10,156 miliar lebih, katanya.

     Peningkatan pada berbagai jenis jasa layanan tersebut, selain ditunjang tingginya kepercayaan masyarakat termasuk kalangan nasabah, juga dipasok kredibilitas PD BPR LPK Garut Kota berpredikat ”sehat plus dari BI” dan solidnya personil Perbankan ini, ujar Dedi Boediman. **** (John).

SEKDA  GARUT  APRESIASI  CALON  INVESTOR
Garut News, (6/7).

     Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, H. Hilman Faridz, SE, M.Si apresiasi calon investor dari PT. Delia Anugerah Bandung, yang akan membangun proyek pengembangan agribisnis sapi potong.

     Meski diingatkan, agar bisa banyak menyerap tenaga kerja lokal, produktif dan konsisten serta dikemas persiapan yang sematang mungkin, imbuhnya antara lain saat menerima kalangan calon investor tersebut, Selasa.

     Sedangkan lokasinya di Desa Simpen Kaler Kecamatan Balubur Limbangan, dengan skala usaha bervolume 15 ribu ekor per bulan berkebutuhan modal kerja untuk empat bulan kerja penggemukan.

     Pembiayaannya terdiri, modal kerja Rp255 miliar serta investasi sebesar Rp145 miliar, yang bisa menyerap sekitar seribu tenaga kerja, katanya.**** (John).

EMPAT   DESA   DI   PAKENJENG  MILIKI   POTENSI   EMAS 
Garut News, (5/7).

      Sekurangnya kini terdapat empat desa di wilayah Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang memiliki potensi pertambangan emas bernilai ekonomi tinggi.

       Camat setempat, Drs Dj. Darajat kepada Garut News menyatakan, Senin keempat desa berpotensi bahan tambang logam mulia tersebut, terdiri Desa Jatiwangi, Mangunjaya, Panyindangan serta di Desa Talagawangi.

       Pihak PT. Antam, sejak 1982 melakukan ekplorasinya yang dipastikan dalam waktu dekat akan segera melaksanakan kegiatan ekploitasi, katanya. *** (John).

ASET  PD.  BPR   GARUT  MENINGKAT  3,62 PERSEN
Garut News, (2/7).

      Peningkatan aset Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) Kabupaten Garut, Jawa Barat, selama dua bulan terakhir setelah dikonsolidasi, mencapai 3,62 persen dalam rentang waktu 1 April – 30 Mei 2010.

      Disusul peningkatan tabungannya 4,08 persen, deposito 2,29 persen, kredit 6,98 persen serta ekuitas bersih meningkat 5,40 persen, sedangkan laba (EBT) bisa 100 persen, ungkap Dirut lembaga perbankan tersebut, Drs Syaeful Kholik kepada Garut News, Jumat.

      Bahkan adanya konsolidasi tersebut, selain bisa meningkatkan kualitas penataan organisasi, juga keuangan serta jasa layanan kepada para nasabah, sejalan dengan visinya untuk menjadi BPR terbesar, tangguh, sehat dan berdaya guna, katanya.

      Tangguh, tak lekang dengan beragam kendala, sehat dengan prinsip kehati-hatian perbankan serta berdaya guna memberikan jasa layanan bermanfaat bagi masyarakat, tegas Kholik.

      Sedangkan pangsa pasar yang dibidik selama ini, para pelaku KUKM yang dinilai memiliki kelayakan usaha untuk mendapatkan pasokan penambahan permodalan usaha produktif.

      Ketua Dewan Pengawas Institusi Perbankan ini, Ir Sutarman juga antara lain  menyatakan meski baru dioperasionalkan, namun dipastikan memiliki prosfektif bisa berkembang pesat dan positif, menyusul usaha di bidang perbankan merupakan bisnis kepercayaan, katanya berteori. *** (John).

TUNGGAKAN  RASKIN  GARUT  CAPAI  Rp2,9 MILIAR
Garut News, (1/7).     

     
Tunggakan beras untuk masyarakat miskin (Raskin) alokasi Januari hingga Juni 2010, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mencapai sekitar Rp2,9 miliar lebih pada 42 wilayah kecamatan.
     


       Sumber resmi Garut News dari Bagian Administrasi Perekonomian Setda menunjukan, tunggakan tersebut dalam proses angsuran pembayaran, yang diharapkan segera tuntas untuk memperlancar alokasi pembagian Raskin bulan-bulan berikutnya.
    

      
Dari Garut juga dilaporkan, dua perusahaan yang selama ini memproduk jenis aspal hotmix di Kecamatan Cikelet dan Pameungpeuk, hingga kini masih belum sepenuhnya menuntaskan proses perijinannya.
    

      
Hal itu juga diakui Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut, H. Budiman, SE, M.Si.
**** (John).
Picture
Spisies Kambing 'PE', yang Kini Dikembangkan Di Garut. (Foto :Erwin R. Widiagiri).
GARUT  KEMBANGKAN  SPESIES  KAMBING  “PE”
Garut News, (30/6).
     

     
Kepala Bagian Informatika Setda Garut, Dik Dik Hendrajaya, M.Si kepada Garut News, Rabu menyatakan, spesies kambing “peranakan etawa” (PE) saat ini gencar dikembangkan di daerahnya.
     

       Karena dinilai cocok pada daerah dingin serta di lokasi dataran rendah, dan bisa menghasilkan susu seperti layaknya sapi perah, sepanjang pemenuhan kebutuhan pakannya bisa terpenuhi yang sama dengan jenis kambing biasa, katanya.
    
    
      
Selain rumput, juga bisa disajikan daun nangka, kaliandra dicampur konsentrat sebagai formulasi makanannya yang dinilai bagus, yang sekarang dikembangkan di Dayeuh Manggung Kecamatan Cilawu, dengan populasi terbanyak di Kabupaten Garut.  
     

      
Sebagai salah-satu sentra produksinya, juga terdapat di beberapa wilayah kecamatan lainnya, sedangkan daerah peternakan yang cukup besar terdapat di Kaligesing Purworejo, Jawa Tengah, yang akan terus dikembangkan pula di Kampung Cihareuday RT-03/04 Desa Suikatani Cilawu.
     

      Jenis spisies PE ini, bertinggi badan mencapai diatas satu meter dengan panjang kuping lebih dari 45 cm, ungkapnya. (John).

 
HARGA  CABE  MERAH  GEPENG  MELAMBUNG
Garut News, (22/6).

    Harga cabe merah gepeng di pasar tradisional Guntur Garut, melambung dari semula Rp30 ribu, saat ini menjadi Rp40 ribu/kg, sedangkan harga di Toserba tetap yakni Rp45 ribu/kg.

    Kenaikan harga dialami pula komoditi cabe rawit di pasar Guntur, semula Rp16 ribu menjadi Rp20 ribu/kg, sedangkan di Toserba Rp36.500/kg, kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UKM kabupaten setempat, H.R. Ruchiat, M.Si kepada Garut News, Selasa.

    Sedangkan harga tomat menurun, semula Rp5 ribu menjadi Rp4 ribu/kg, meski di Toserba harganya tetap Rp6.750/kg, penurunan harga juga terjadi pada mata dagangan kol semula Rp6 ribu menjadi Rp5 ribu kendati di Toserba tetap Rp8.500/kg, katanya.

    Sementara itu, daging ayam ras di pasar Guntur semula Rp22 ribu menjadi Rp24 ribu/kg, telur ayam ras Rp13.500/kg dan ikan mas segar Rp14 ribu/kg.

     Disusul harga beras masih tetap bervariasi, mulai dari Rp5.400 hingga Rp7 ribu/kg, serta daging ayam kampung Rp35 ribu/kg, ungkapnya.

     Berfluktuatifnya harga sembilan bahan pokok dan barang kepentingan lainnya, berlangsung berdasarkan mekanisme pasar, maupun dipengaruhi ”demand dan suplay”, ujar Ruchiat menambahkan.  **** (John).

KETAHANAN  PANGAN  TERBENTUR  REDAHNYA  DAYA  BELI  MASYARAKAT
Garut News, (21/6).

      Kualitas ketahanan pangan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terbentur masih rendahnya daya beli masyarakat, serta relatif rendahnya sebagian besar pendidikan formal penduduk.

      Meski di kabupaten ini, memiliki beragam potensi pangan selain beras, yang jika diolah dan dimanfaatkan, memiliki substitusi protein yang setara dengan beras bahkan lebih tinggi, ungkap Kepala Badan Ketahanan Pangan setempat, Ir Sutarman kepada Garut News, Senin.

     Dia mengemukakan, rendahnya daya beli serta sebagian besar penduduk yang hanya tamatan Sekolah Dasar (SD), bisa menjadi penyebab rentannya ketahanan pangan, kendati pembahasan masalah ketahanan pangan dilaksanakan sejak 2004 silam.

      Sedangkan mengenai adanya kualitas alokasi beras untuk masyarakat miskin (raskin), yang jelek bahkan terdapat banyak belatung, merupakan hal teknis berupa pola penyimpanan serta masih tingginya kadar air yang tak memenuhi syarat, katanya.

      Namun surplusnya produk beras di Kabupaten Garut selama ini, juga tak berpengaruh banyak terhadap ketahanan pangan, jika daya beli masyarakatnya rendah.

      Kepala Dinsosnakertrans setempat, Hj. Elka Nurhakimah mengatakan, institusinya bisa membantu peningkatan kualitas ketahanan pangan melalui kegiatan padat karya, yang tahun ini dilaksanakan Provinsi Jawa Barat di Kecamatan Bungbulang dan Talegong.

       Sedangkan pihaknya telah mengusulkan bisa dilaksanakannya kegiatan padat karya, untuk 60 paket ke pemerintah pusat yang juga diharapkan bisa terealisasi pada perubahan APBN 2010 maupun APBN murni 2011 mendatang, katanya. **** (John).
LUAS  TANAM  DI  GARUT  BERTAMBAH  15  PERSEN
Garut News, (21/6).

     Dampak perubahan musim yang semestinya  kemarau, namun masih terdapat hujan, maka luas tanam tahun 2010 diprediksi Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (THP) setempat, mengalami penambahan 15 persen.

       Dari seluas 117.092 hektare lahan kering, menyusul hujan diperkirakan masih akan turun hingga awal Juli mendatang, sehingga diharapkan produksinya pun bisa bertambah, ungkap Kepala Dinas THP Garut, Ir H. Tatang Hidayat, MP kepada Garut News, Senin.

      Dia mengemukakan, telah menginstruksikan agar para petani melakukan langkah-langkah persiapan, terutama pembenihan serta melaksanakan penanaman secara serempak di lahan kering, katanya.

      ”Kami menginstruksikan  petani, supaya memulai kembali menanam palawija dan sayuran di lahan kering, karena perubahan iklim bisa menimbulkan aspek keuntungan maupun kerugian,” ujarnya.

       Sedangkan bagi perluasan tanam, diindikasikan masih terdapat hujan hingga awal Juli, karenanya luas tanam akan bertambah terutama di lahan kering, agar hasil panennya pun diperkirakan bertambah.

      Namun diingatkan, bencana alam tanah longsor dan banjir merupakan ancaman bisa gagal panen, termasuk berkurangnya lahan akibat tertimbun longsor termasuk bencana hama penyakit, dapat timbul lebih banyak, seperti penggerek batang serta tikus yang berpotensi di musim hujan.

      Karena perubahan musim saat ini, juga berdampak pada pertambahan luas tanam, pada musim kemarau hanya berkisar 40 - 50 persen, tetapi sekarang bisa bertambah hingga 15 persen.

       Seperti halnya luas tanam padi, dari 135.109 hektare menjadi 140.246 hektare, sedangkan palawija atau sayuran, dari seluas 100 hektare menjadi 117.092 hektare, katanya. **** (John).
CABE  MERAH  GEPENG  DI  TOSERBA  GARUT  Rp45.000/kg
Garut News, (16/6).     

     Harga cabe merah gepeng di Toserba Garut saat ini Rp45.000/kg dari semula Rp36.000/kg, sehingga komoditi ini lebih mahal dibandingkan daging ayam ras di Toserba Rp18.950/kg.
    

     Sedangkan harga cabe merah gepeng di pasar tradisional Guntur masih bertengger pada Rp30.000/kg, sedangkan harga cabe rawit merah di tempat yang sama meningkat dari Rp14.000 menjadi Rp16.000/kg, ungkap Kepala Disperindag, Koperasi dan UKM, H.R Ruchiat, Rabu.     

     Masih di pasar Guntur, harga
daging ayam ras dari Rp20.000 menjadi Rp22.000/kg, wortel dari Rp4.000 menjadi Rp5.000/kg, kol dari Rp5.500 menjadi Rp6.000/kg, serta buncis dari Rp5.000 menjadi Rp. 6.000/kg.     

     Disusul bawang putih dari Rp16.000 menjadi Rp18 ribu/kg, telur ayam ras dari Rp12.550 menjadi Rp11.500/kg, katanya.
    

     Sedangkan penurunan harga berkisar Rp 1.000 hingga Rp4.000, diantaranya pada mata dagangan bawang merah dari Rp12.000 menjadi Rp8.000/kg, Ikan mas dari Rp15.000 menjadi Rp14.000/kg, kemudian .kacang hijau dari Rp15.000 menjadi Rp14.000/kg serta kacang kedelai dari Rp9.000 menjadi Rp8.000/kg.
**** (John).
WARGA  GARUT  DISERUKAN  MILIKI  DOKUMEN  KEPENDUDUKAN
Garut News, (16/6).     

     Seluruh warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, diserukan memiliki kelengkapan dokumen kependudukan, sekaligus segera memperbaikinya jika masa berlakunya telah habis.
    

     Dokumen kependudukan tersebut, antara lain akta kelahiran bagi anak baru dilahirkan, kartu tanda penduduk (KTP) serta kartu keluarga (KK), tegas Kepala Bidang Pengawasan dan Informasi pada Disdukcapil kabupaten setempat, Teddy Rustandi. SQ, M.Pd, Rabu.      

     Lembaganya pun terus berupaya menanggulangi masalah kependudukan, secara tertib, cepat dan akurat, dan berupaya tidak terjadi tumpang tindih, sedangkan sektor kependudukan merupakan stelsel aktif atau masyarakatlah yang berkewajiban pro aktif mendaftarkannya.
    

     Namun selama ini disinyalir, warga baru memproses dokumen kependudukannya jika terdesak pemenuhan kebutuhan, sehingga banyak penduduk yang telah berusia 17 tahun masih belum memiliki KTP, katanya.
    

     Dikemukakan, berdasarkan Peraturan Daerah (Perda), biaya pembuatan KK Rp4.500, KTP Rp7.500 serta akta kelahiran Rp17.500, namun disyaratkan dengan surat pengantar dari RT/RW serta desa.
    

     Pada tingkat desa pun, terdapat peraturan desa atau kelurahan, yang memerlukan pemasukan dana bagi kas desa bahkan proses penyelesaiannya memerlukan waktu.
    
     Sedangkan pada Disdukcapil, dokumen akta kelahiran bisa diproses paling lambat 14 hari, jika telah memenuhi persyaratannya.
    

     Meski masih terkendala letak geografis daerah terpencil serta pemanfaatan teknologi informasi yang belum merata, maka dijalinnya kerjasama dengan seluruh kecamatan di Kabupaten Garut, juga bertujuan mendekatkan jasa pelayanan kepada masyarakat, ungkap Teddy Rustandi.
*** John.
DISDUKCAPIL   GARUT   SOSIALISASIKAN   ADMINISTRASI   KEPENDUDUKAN
Garut News, (15/6).
    


     Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) kabupaten Garut, H. Sujana Safei, SH, M.Si menyatakan, Selasa, lembaganya kini masih gencar menyosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya administrasi kependudukan.
    

     Dia mengingatkan, administrasi kependudukan tersebut, terdiri kartu keluarga (KK), kartu tanda penduduk (KTP) serta akta-akta catatan sipil, meliputi akta kelahiran, kematian, perkawinan non Muslim, perceraian, pengangkatan status anak, perubahan nama serta akta pengesahan status anak, katanya.
    

     Masih menurut Sujana Safei, jumlah penduduk dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, pindah serta datang (Lampit), sehingga mutlak diperlukannya Surat Keterangan Pindah Datang (SKPD).
    

     Karena itu, jajarannya bersama institusi aparat penegak hukum saat ini pun melaksanakan operasi ”yustisi”, yang sasarannya antara lain penduduk yang belum memiliki KTP.
     

     Bertujuan agar masyarakat memiliki kesadaran memiliki KK, KTP serta lengkapnya administrasi kependudukan, sesuai Undang-Undang Nomor 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan serta Peraturan Pemerintah Tahun 2005, juga Peraturan Daerah (Perda) Nomor. 14/2009 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
    

     Sementara itu,
target pendapatan asli daerah (PAD) 2010 dari institusi ini Rp4,2 miliar, masing-masing dialokasikan dari akta-akta catatan sipil Rp294,245 juta, retribusi kartu keluarga (KK) Rp765 juta serta dari retribusi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Rp3,172 miliar lebih.

    Optimis tercapai karena memiliki potensi efektif, bahkan hingga triwulan pertama tahun ini telah terealisasi 23 persen, dengan memanfaatkan empat unit kendaraan inventaris dinas, yang sekaligus difungsikan sebagai mobil unit operasional ke lapangan.

    Disdukcapil kabupaten Garut, dikelola 77 pegawai terdiri 61 berstatus PNS, 14 tenaga kerja kontrak (TKK) serta seorang tenaga kerja sukarelawan (TKS).

    Meski proses pengurusan KTP dan KK berlangsung pada setiap kecamatan, namun masing-masing kecamatan telah ditargetkan perolehannya untuk di distribusikan ke PAD, ungkap Sujana Safei.
****(John).

HARGA  CABE  MERAH  GEPENG  CAPAI  Rp30.000/KILOGRAM Garut News, (9/6).     

    Harga cabe merah gepeng di pasar Guntur Garut, saat ini mencapai Rp30 ribu/kg atau meningkat Rp6 ribu dibandingkan sepekan lalu, bahkan di Toserba harganya Rp36 ribu/kg.


     Sedangkan cabe rawit merah Rp14 ribu/kg, namun di Toserba Rp24.500/kg, disusul tomat Rp5 ribu/kg di Toserba Rp8.950/kg, bawang merah Rp12 ribu/kg di Toserba Rp12.500/kg, bawang putih Rp16 ribu/kg di Toserba Rp23.500/kg, ungkap Kepala Disperindag, Koperasi dan UKM, H.R Ruchiat, M.Si, Rabu.      

     Disusul daging ayam ras Rp20 ribu/kg di Toserba Rp18.950/kg, telur ayam ras Rp12.550/kg, daging sapi Rp57 ribu/kg, ikan mas segar Rp18 ribu/kg, daging ayam kampung Rp35 ribu/kg, ikan asin gabus Rp50 ribu/kg serta gula pasir Rp9.500/kg di Toserba Rp12.200/kg.
*** (John).
Picture
Wabub Garut Mengamati Produk Unggulan Meubeler (Foto : Informatika)
150  UNIT  PESERTA  SEMARAKAN  GARUT  FAIR  2010
Garut  News, (8/6).
    

     Sekurangnya-kurangnya 150 unit peserta, semarakan penyelenggaraan Garut Fair 2010 yang dibuka Wakil Bupati setempat, Rd Diky Candra, Selasa sore.
    

     Wabub Diky Candra menyatakan apresiasi terhadap pihak penyelenggara, yang sekaligus bisa menampilkan potensi pariwisata, seni dan budaya, untuk dijadikan etalase mempromosikan Garut.
    

     Namun diingatkan, sebaik apapun kegiatan dan sarana promosi masih perlu ditunjang kebersamaan maupun sinergitas, imbuhnya.
    
     Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut, H. Budiman, SE, M.Si menyatakan, selain diikuti partisipasi kalangan pengusaha swasta juga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) layanan langsung.
  

      Selain itu kalangan dunia bisnis, pengusaha lokal, regional Jabar dan Nasional, yang sejak 4 Juni lalu banyak didatangi pengunjung, katanya.     

     Meski Budiman mengakui, pada Garut Fair 2010 ini masih belum menemukan sosok yang ideal untuk benar-benar bisa mewujudkan sarana promosi dan pemasaran, tetapi momentum saat ini akan dijadikan dasar penyelenggaraan perhelatan serupa di tahun-tahun mendatang.
    

     Bahkan menjadi agenda setiap tahun, dengan skala lebih luas dan menyeluruh, terlebih lagi pada 2011 mendatang, digelar pemberian penghargaan kepada para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) berprestasi, ungkapnya.
     

     Even Manajer Signal Promo, (lingkar ide management CV), Diki M. Noor, mengatakan banyaknya pengunjung menunjukan tingginya apresiasi masyarakat terhadap perhelatan yang berlangsung hingga 20 Juni mendatang, apalagi disiapkan karcis masuk yang bisa berhadiah tabungan Rp20 ribu. **** (John).
 
DIKI  : GARUT  FAIR  MILIKI  ASPEK  PEMBERDAYAAN  MASYARAKAT
Garut News, (1/6).

     Penyelenggaraan Garut Fair, dipastikan memiliki aspek pemberdayaan masyarakat maupun penduduk sekitar lokasi kegiatan, selain itu juga berdampak positip lainnya bahkan merupakan wahana keterpaduan masyarakat dengan dunia usaha dan pemerintah.

      Dalam mempromosikan beragam produk unggulan daerah ini, sekaligus langsung memasarkannya kepada para calon konsumen, pada suasana rekreatif dan memasyarakat, ungkap Even Manajer Signal Promo, (lingkar ide management CV), Diki M. Noor, Senin malam.

      Dia mengemukakan pula, perhelatan yang digelar 4-20 Juni mendatang di lapangan Intan Bisnis Center (IBC) Jl. Guntur Garut itu, disediakan tenda roders (hall executif), terdapat pula tenda carnaville/kerucut.

      Selain itu, terdapat tenda konvensional (hall bisnis, superior), partisi, AC, serta panggung regging, katanya.

      Sehingga memberikan peluang berapresiasi bagi para pelaku bisnis lokal, maupun nasional termasuk bagi Pemkab setempat untuk berpromosi serta menyosialisasikan program serta potensi daerahnya.

      Karena menurut Diki M. Noor, gawenya itu merupakan salah satu terobosan mewujudkan dan meningkatkan efektivitas komunikasi, serta promosi secara langsung kepada calon konsumen.

      Sekaligus sebagai indikator daya saing produk dan kerajinan maupun bidang usaha lainnya, yang tengah dan akan terus dikembangkan.

      Sedangkan Pemkab setempat, selaku regulator dan dinamisator pembangunan dan pemerintahan di daerah,  dapat memainkan peranannya secara nyata untuk menggairahkan pertumbuhan para pelaku ekonomi yang sehat dan dinamis.

      Untuk kemudian bisa berkembang serta bersinergi, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Pemkab Garut, ujar Diki M. Noor, menambahkan. **** (John).
Picture
Pemkab Garut Bahas Eksploitasi Geothermal Dengan Kalangan Investor (Foto : Ahmad Informatika)
"GARUT FAIR" UPAYA BANGUN CITRA BAIK GARUT
Garut News, (26/5).

     Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut, H. Budiman, SE, Msi menyatakan, Rabu penyelenggaraan "Garut Fair" sebagai salah satu upaya nyata membangun citra baik daerahnya.

    Antara lain dari aspek ekonomi, sosial budaya serta dunia usaha serta jasa layanan publik, menyusul selama ini Kabupaten Garut banyak mengalami berbagai permasalahan kemasyarakatan, selain itu untuk meningkatkan promosi potensi ekonomi daerah, katanya.

    Dia mengemukakan, perhelatan tersebut akan dijadikan agenda tahunan dengan menampilkan kalangan pabrikan multi nasional, nasional termasuk BUMN dan BUMD, juga disediakan ruang khusus UMKM, UKM terkait produk unggulan Garut dan dari Provinsi Jawa Barat.

    Sedangkan anjungan khusus diperuntukan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dari instansi jasa layanan publik, Kantor Penanaman Modal Kabupaten, Satlak-PBP, PMI, Komisi Pemberantasan Aids, Yayasan Thalaesemia serta Badan Nasional Narkoba setempat.

    Memberikan ruang pula bagi para pedagang kaki lima (PKL), serta sarana hiburan rakyat sebagai sarana rekreatif bernuansakan pendidikan, berlangsung pada 4-20 Juni mendatang di pelataran samping Intan Bisnis Center (IBC) Garut.

    Sementara itu, rencana pelaksanaan di tahun mendatang antara lain menampilkan "UKM award", dengan sponsor utamanya dari kalangan BUMN, ungkap Budiman. **** (John).
BUPATI  MINTA  PERBANKAN   
BERPIHAK  PADA  EKONOMI  KERAKYATAN

Garut News, (17/5).

     Bupati Garut Aceng H.M Fikri diwakili Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda setempat, Budiman, SE, M.Si minta agar lembaga perbankan meningkatkan keberpihakannya kepada ekonomi kerakyatan.

     Karena di daerahnya terdapat lebih dari 22.000 usaha kecil menengah (UKM), namun hanya 900 an yang telah memiliki legalitas perizinan, tegasnya saat meresmikan Kantor Kas BRI KPP Pratama di Jl. Pembangunan Garut, Senin.

     Diungkapkannya, semakin sengitnya persaingan antar lembaga perbankan, mengisyaratkan terjadinya kemudahan jasa layanan perbankan kepada masyarakat, bahkan dibukanya Kantor Kas BRI KPP Pratama ini bisa menambah sumber pembiayaan, katanya.

     Tetapi diingatkan, supaya pelaksanaan jasa layanan perbankan bisa bersaing dengan sehat dan fair, malahan dapat membangun sinergitas dengan institusi resmi lainnya, termasuk pro aktip menyalurkan dana kredit usaha rakyat (KUR).

     Sementara itu Kepala BRI Cabang Kabupaten Garut, Suparmin antara lain mengatakan, selain di daerahnya terdapat Kantor Cabang, juga memiliki dua kantor cabang pembantu, 30 BRI unit, dua teras BRI serta jasa layanan ATM bersama.

     Menurut dia, BRI memiliki aset terbesar kedua setelah Bank Mandiri, bahkan BRI bisa mempertahankan laba tertinggi perbankan di Indonesia selama tiga tahun berturut-turut, dengan jaringan unit kerja paling luas di Indonesia, ujar Suparmin tanpa menyebutkan angkanya yang riel. (John) ****

BPR   GARUT   KOTA   BERHASIL   
RAIH   STATUS   "SEHAT"

Garut News, (15/5).

     Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Lembaga Perkreditan Kecamatan (PD BPR LPK) Garut Kota, berhasil meraih status  lembaga perbankan "sehat" dari Bank Indonesia (BI).

    Tingkat kesehatan bank tersebut, berdasarkan hasil pemeriksaan keseluruhan jasa layanan PD BPR LPK itu, yang dilaksanakan BI selama 2009, ungkap Direktur Lembaga Perbankan PD BPR LPK setempat, Drs H. Dedi Boediman, B.Sc di Garut, Sabtu.

    Menurutnya, selama delapan tahun memimpin institusi keuangan ini, hanya satu kali mengalami pengawasan khusus BI selama dua bulan pada 2006 lalu, selebihnya berstatus sehat bahkan saat mendapat pemeriksaan dari Bank Jabar, bisa berpredikat "sehat plus".

    Sedangkan perkembangan 2010 ini, antara lain ditandai kondisi laba sebelum pajak PD BPR LPK Garut Kota, per 31 Maret 2010 mengalami peningkatan 82,89 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, sarana jasa pelayanan juga telah diwujudkan dengan senyaman mungkin, bersih, tertib dan sejuk.

    Peningkatan sebesar Rp48,511 juta tersebut, karena pada akhir Maret 2009 lalu Rp58,527 juta sedangkan per 31 Maret 2010 mencapai Rp107,038 juta, ujar Dedi Boediman.

    Didampingi Kabag Keuangan PD BPR LPK, Komarudin, dia mengatakan, keberhasilan meningkatkan laba ini juga sebagai hasil efisiensi yang dilaksanakannya selama ini, dengan tetap berupaya mewujudkan 18 personilnya tetap "solid" dalam menyajikan kualitas jasa layanan kepada para nasabah.

    Total asetnya pun meningkat 5,87 persen atau Rp541,763 juta, dari Rp9,227 miliar menjadi Rp9,769 miliar, disusul peningkatan kredit yang diberikan 1,13 persen atau Rp95,237 juta, dari 8,442 miliar menjadi Rp8,537 miliar.

    Peningkatan juga terjadi pada tingkat kepercayaan masyarakat berupa tabungan 1,58 persen atau Rp31,750 juta, dari Rp2,005 miliar menjadi Rp2,037 miliar, kemudian terjadinya peningkatan deposito berjangka 2,35 persen atau Rp132,200 juta, dari Rp5,621 miliar menjadi Rp5,753 miliar, ungkap Dedi Boediman.

    Dia menyatakan, institusi keuangannya selama ini tidak hanya melayani masyarakat usaha produktif di kawasan perkotaan, melainkan juga membuka Kantor Kas PD BPR LPK di Kampung Bojongloa, Kecamatan Cilawu, yang umumnya banyak dimanfaatkan masyarakat petani sayur mayur.

    Formulasi yang selama ini dipertahankan serta diupayakan ditingkatkan kualitasnya, berupa jasa layanan kepada nasabah dan calon nasabah dengan mengedepankan "senyum, salam dan sapa", imbuh Boediman.

    Sehingga bisa membuahkan status sebagai bank yang sehat, menurut hasil kajian pihak Bank Indonesia (BI) setiap tahunnya, yang juga sekaligus sebagai aset kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan ini, katanya. *** (John).

HARGA SAYURAN DAN TELUR DI GARUT MENINGKAT
Garut News, (12/5).
       Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Garut, H.R Ruchiat dalam laporannya, Rabu menyebutkan sejak dua hari lalu terjadi kenaikan harga sayuran serta telur di daerahnya.


       Meski peningkatan harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar tradisional Guntur Garut itu, berkisar Rp500 hingga Rp4.000, katanya.

        Terdiri cabe merah gepeng dari semula seharga Rp16 ribu meningkat menjadi Rp20 ribu/kg, cabe rawit merah dari Rp10 menjadi Rp12 ribu/kg, bawang putih dari Rp14 ribu menjadi Rp16 ribu/kg, serta harga komoditi bawang merah yang semula Rp10 ribu menjadi Rp12 ribu/kg.

        Sedangkan telur ayam ras dari semula Rp12 ribu menjadi Rp12,50 per/kg, sementara itu harga cabe merah gepeng di Toserba Rp36 ribu/kg, cabe rawit merah Rp24 ribu/kg, bawang putih Rp23,5 ribu/kg, serta bawang merah Rp12,5 ribu/kg, dan harga telur ayam ras Rp11,050/kg. (John)****

DISDUKCAPIL  GARUT    KEMBANGKAN 
JASA    LAYANAN    JEMPUT    BOLA

Garut News, (21/4) - Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) kabupaten Garut, H. Sujana Safei, SH, M.Si menyatakan, Rabu jajarannya kini semakin mengembangkan jasa layanan jemput bola pada masyarakat.

    Karena masih banyak penduduk, yang belum mengetahui fungsi dan manfaat akta kelahiran serta bermukim di kawasan terpencil dengan jarak tempuh terjauh pada radius 130 km lebih dari pusat kota Garut, katanya.

    Sehingga pelaksanaan jemput bola tersebut, sekaligus menyosialisasikan berbagai jasa layanan yang bisa dilakukan Disdukcapil setempat.

    Selain itu, target pendapatan asli daerah (PAD) 2010 dari institusi ini Rp4,2 miliar, masing-masing dialokasikan dari akta-akta catatan sipil Rp294,245 juta, retribusi kartu keluarga (KK) Rp765 juta serta dari retribusi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Rp3,172 miliar lebih.

    Optimis tercapai karena memiliki potensi efektif, bahkan hingga triwulan pertama tahun ini telah terealisasi 23 persen, dengan memanfaatkan empat unit kendaraan inventaris dinas yang sekaligus difungsikan sebagai mobil unit operasional ke lapangan.

    Disdukcapil kabupaten Garut, dikelola 77 pegawai terdiri 61 berstatus PNS, 14 tenaga kerja kontrak (TKK) serta seorang tenaga kerja sukarelawan (TKS).

    Meski proses pengurusan KTP dan KK berlangsung pada setiap kecamatan, namun masing-masing kecamatan telah ditargetkan perolehannya untuk didistribusikan ke PAD, ungkap Sujana Safei. ****(John).

KANTOR   PPTSP   GARUT   DEKATKAN 
JASA   LAYANAN   MASYARAKAT
Garut News, (14/4)

     Kantor "Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu" (PPTSP) kabupaten Garut, memiliki prinsip mendekatkan dan memudahkan jasa pelayanan kepada masyarakat, secara mudah, cepat, tepat serta dengan biaya normatif.

     Sehingga diharapkan tak hanya dipandang sebagai pencari obyek retribusi, melainkan untuk mewujudkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perijinan, tegas Kepala Kantor PPSTP, Buldan Junjunan, SH, M.Si di ruang kerjanya, Rabu.

    Sehingga saat ini dibangun jaringan teknologi informasi, dengan memanfaatkan dana bantuan dari Gubernur Jawa Barat, sebesar Rp463 juta, selain itu akan segera diupayakan mobil unit untuk dijadikan sarana menjemput bola, katanya.

    Sedangkan upaya lainnya, terus menyosialisasikan seluruh produk jasa layanan berupa ijin prinsip, ijin mendirikan bangunan (IMB), izin operasional termasuk perijinan lainnya.

    Diantaranya ijin peruntukan penggunaan tanah (IPPT) atau penetapan lokasi, ijin konstruksi, surat ijin usaha perdagangan (SIUP/ SITU), tanda daftar perusahaan, tanda daftar gudang, ijin reklame maupun iklan luar ruang, ujarnya.

    Seluruh jenis perijinan tersebut, telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) lengkap dengan sanksi hukumannya jika dilanggar, namun untuk sementara penegakkan hukum itu akan diawali dengan sosialisasi secara persuasif dan edukatif, peringatan serta penindakan.

    Pihaknya juga secara bertahap terus melakukan inventarisasi seluruh obyek perijinan, termasuk rumah penduduk yang belum memiliki IMB, menyusul kabupaten Garut merupakan kawasan rawan bencana sehingga memerlukan konstruksi rumah yang sesuai dengan perhitungan teknis konstruksi.

    Selain itu juga diingatkan, agar masyarakat yang memiliki tanah berstatus hak milik jika hendak mendirikan bangunan atau konstruksi, hendaknya disesuaikan dengan tata ruang atau rencana tata ruang wilayah (RTRW), imbuh Buldan Junjunan. ****
PEMKAB  GARUT  BELUM  MILIKI KEBIJAKAN AKUNTANSI   KEUANGAN
Garut News, (19/4).

      Wakil Bupati Garut Rd. Diky Candra mengakui, Pemkab setempat hingga kini belum memiliki kebijakan akuntansi keuangan daerah, sehingga sebaik apapun laporan keuangannya tak pernah berstatus "wajar tanpa pengecualian".

    Melainkan dipastikan berstatus wajar dengan pengecualian, maka perlu segera memiliki Peraturan Bupati (Perbub) tentang kebijakan akuntansi keuangan daerah, tegasnya saat ditemui seusai memimpin rapat koordinasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SOPD), Senin.

    Dia berjanji secepatnya menugaskan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) agar segera menyusun dan mengajukan rancangan Perbub tersebut, katanya.

    Beberapa SKPD juga telah diingatkan, supaya secepatnya menindaklanjuti temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), termasuk harus mengembalikan kelebihan anggaran pada Dinas Perumahan Tata Ruang dan Cipta Karya (Dinas Bangunan dan Pemukiman/Bangkim) sebesar Rp96 juta ke kas negara.

    Wakil Bupati juga mengemukakan, temuan dari BPK pada 2004 hingga 2008 lalu tersebut, jika tak ditindaklanjuti dan ternyata terdapat unsur pelanggaran penggunaan anggaran, bisa terjerat permasalahan hukum.

    Selain itu perlunya dilaksanakan inventarisasi kualitas pekerjaan selama 2009 lalu, karena pihak pengawas yang memiliki tanggungjawabnya telah menyatakan 100 persen selesai.

    Sedangkan akan berdatangannya petugas Insfektorat Kabupaten Garut ke setiap kecamatan, agar bisa dihadirkan Kepala Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) terutama UPTD Bina Marga pada masing-masing kecamatan, tegasnya. **** (John).

KENAIKAN   HARGA   PUPUK  BINGUNGKAN   PETANI   DI   GARUT
Garut News, (15/4).

      Terjadinya kenaikan harga berbagai jenis pupuk sejak 9 April lalu, membingungkan petani di kabupaten Garut, Jawa Barat, karena harga dasar gabah kering giling (GKG) masih bertengger pada kisaran Rp3.300/ kilogram.

    Padahal dipastikan terjadinya peningkatan biaya produksi, karena selain pupuk juga diperlukan obat-obatan pemberantas hama tanaman, ungkap petani asal kecamatan Bayongbong Usep Sutarna(24) yang ditemui di halaman Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura kabupaten setempat, Kamis.

    Ungkapan senada juga mengemuka dari petani di Samarang, Talegong, Karang Tengah serta dari kecamatan Tarogong, yang kini sebagian areal tanaman padinya dilanda bencana tanah longsor dan banjir lumpur serta pasir.

    Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut, H. Budiman, SE, M.Si menyatakan, terjadinya kenaikan harga tersebutm, surat edaran resminya hingga kini masih belum dia peroleh, yang semestinya ada sebelum terjadinya kenaikan, untuk disosialisasikan kepada masyarakat petani.

    Sekaligus sebagai bahan kajian rapat koordinasi, untuk menentukan langkah antisipasi terjadinya berbagai kemungkinan, namun demikian yang kini diupayakan agar persediaan berbagai jenis pupuk di daerahnya bisa tetap terjamin, katanya.

    Menyusul harga pupuk urea menjadi Rp1.600 dari Rp1.200/kg, ZA Rp1.400 dari Rp1.050/kg, SP Rp2.000 dari Rp1.550/kg, NPK Rp2.300 dari Rp1.750/kg serta pupuk organik Rp700 dari Rp500/kg.

    Sedangkan harga tebusnya disesuaikan menjadi Rp1.475/kg (urea), Rp1.270 (ZA), Rp1.870 (SP), Rp2.170 (NPK) serta Rp560 (pupuk organik).

    Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura setempat, Ir H. Tatang Hidayat, MP mengemukakan, tetap berupaya agar persediaan pupuk di daerahnya bisa memenuhi kebutuhan para petani, katanya.

    Di kabupaten Garut terdapat 10 distributor penyalur pupuk Kujang serta lima distributor penyalur pupuk Petro Kimia, sedangkan target produksi padi tahun ini, 830 ribu ton gabah kering giling (GKG).  

  
Meski pencapaian target tersebut, jauh melebihi produk tahun 2008 yang mencapai 730.162 ton pada areal seluas 130.477 hektar, terdiri 656.471 ton padi sawah dari areal 106.204 hektare serta 73.691 ton padi gogo pada areal 24.273 hektare, katanya. **** (John).