Menu:

Picture
Kran Air Minum Terminal Guntur Menyerupai Sarana Cuci Tangan. ( Foto : Ahen ).
HALAL  BI  HALAL  DISDIK  GARUT  MACETKAN  ARUS  LALIN
Garut  News, ( Rabu, 22/9 ).

      Penyelenggaraan halal bi halal jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Rabu memacetkan arus lalu lintas di Jl. Pembangunan, akibat banyak kendaraan yang diparkir di pinggir jalan.

     Sedangkan halaman Disdik setempat, yang berpelataran luas sepenuhnya dimanfaatkan untuk tempat duduk, yang dinaungi beberapa tenda raksasa, sehingga kemacetan arus lalu lintas tersebut merepotkan petugas termasuk personil Satpol-PP.

     Sementara itu, ruas Jl. Pembangunan selain banyak dilintasi kendaraan pribadi, kendaraan dinas juga angkutan penumpang umum diantaranya angkot serta kendaraan jenis Elf, demikian pemantauan Garut News.

     Sebelumnya halal bi halal, juga antara lain dilaksanakan di lingkungan Pemkab/Setda Garut, yang diikuti seluruh pegawai termasuk kalangan Muspida pada Senin lalu, SMPN 1 Garut juga menggelar halal bi halal bahkan Rabu sore, Forum Komunikasi Camat Garut menggelar perhelatan serupa di Perkebunan Cisaruni Kecamatan Cikajang.

     Sejauh ini, masih belum jelas sumber anggaran halal bi halal, meski banyak pegawai yang meradang akibat tidak memperoleh tunjangan hari raya (THR).  ***(John).

KERAN  AIR  MINUM  TERMINAL   GUNTUR
MENYERUPAI  TEMPAT  CUCI  TANGAN

Garut News, ( Sabtu, 18/9 ).

     Sarana keran air minum di Terminal Guntur Garut, nyaris menyerupai tempat cuci tangan, sehingga perlu di desain yang lebih permanen bahkan jika memungkinkan ditunggui petugas maupun berhadapan langsung dengan Pos Petugas Jaga.

     Karena meski di luar negeri seperti di Singapura, tanpa disediakan gelas namun mentalitas masyarakatnya berdisiplin tinggi termasuk dalam kebersihan, sedangkan di negeri yang bernama Indonesia, keran air minum tanpa gelas cukup riskan.

     Menyusul di Terminal Guntur, telah dua kali disediakan gelas namun kedua kalinya pula gelas menjadi hilang, bahkan kini air kerannya pun menjadi menetes meski petugas terminal setempat telah melapor ke PDAM, demikian pemantauan langsung Garut News di lapangan.

     Sementara itu, Sabtu pagi terjadi penumpukan angkutan penumpang umum bis untuk berbagai jurusan menunggu penumpang sisa arus balik. *** (John).

BERTEBARAN  INFORMASI  MENGECOH  WARTAWAN  DI  GARUT
Garut News, ( Rabu, 8/9 ).

      “Hari ini bertebaran informasi yang mengecoh wartawan, yang dinilai cukup menyesatkan bahkan bisa mencelakakan karier kalangan jusrnalis, jika tidak segera dilakukan cek and richek”, ungkap kalangan wartawan di Garut, Rabu.

     Mereka terpaka menembus hujan deras melintasi ruas jalan menuju Lokasi Leuweung Tiis di Kecamatan Leles, karena dikabarkan terdapat satu unit mini bus terperosok ke jurang, ternyata setelah didatangi tak terjadi apa-apa, katanya kepada Garut News.

     Sedangkan informasi lainnya melalui pesan singkat serta dari mulut ke mulut, dikabarkan terjadi satu unit bis terbalik, ternyata juga tidak terjadi apa-apa, ungkap beberapa reporter stasiun televisi swasta.

      Mereka juga mengharapkan, agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap beredarnya informasi yang tidak jelas, sebagai akibat perilaku oknum tertentu yang dinilai tidak ada pekerjaan, katanya.

     Sebelumnya Wakil Bupati Garut, Rd. Diky Chandra menyatakan, pada lebaran Idul Fitri akan menggelar “open house” di rumah dinasnya Jl. Patriot seusai shalat Idul Fitri maupun pasca silaturahmi dengan bupati setempat. *** (John).

Picture
Kepadatan Pada Salah Satu Sudut Kota Garut. ( Foto : Nova Nugraha Putra ).
KAWASAN  KOTA  GARUT  MACET  TOTAL
Garut News, ( Jumat, 3/9 ).

     Beberapa titik lokasi di kawasan Kota Garut, Jumat mengalami macet total mengakibatkan beragam jenis kendaraan bermotor yang melintasinya terpaksa melaju dengan padat merayap.

     Kemacetan antara lain akibat luapan kendaraan, yang membawa penumpang untuk berbelanja persiapan Lebaran Idul Fitri 1431 H, diperparah kondisi pusat kota yang kini nyaris menyerupai pasar tumpah.

     Pemantauan Garut News, juga menunjukan laju kendaraan yang padat merayap berlangsung sejak beberapa hari terakhir, diantaranya pada ruas Jl. Pramuka, Jl. Cimanuk serta Jl. A. Yani juga pada lintasan Jl. Ciledug.

     Pada ruas Jl. Merdeka hingga perempatan Jl. Guntur juga mengalami kemacetan arus lalu lintas, karena beragam jenis moda angkutan termasuk delman dan becak banyak melintasinya.

     Ruas Jl. Siliwangi serta beberapa lintasan jalan yang dapat dilewati kendaraan, antara lain Jl. Gunung Payung sarat dipenuhi kendaraan, sedangkan kondisi trotoar sangat padat sehingga sulit dijadikan sarana berjalan kaki.

      Para petugas termasuk jajaran Dishub serta Satpol-PP ikut serta bersama aparat kepolisian melaksanakan pengaturan arus lalu lintas. **** (John).

KOLONG  BABANCONG  GARUT                                                     KERAP  DIJADIKAN  MANGKAL  REMAJA
Garut News, ( Kamis, 2/9).

     Kolong “Babancong”, salah satu “ikon” Kabupaten Garut, yang merupakan konstruksi bangunan warisan masa lalu, tempat berpidatonya para “gegeden” (petinggi) pemerintahan, pada bulan Puasa Ramadhan 1431 H ini, kerap dijadikan mangkal remaja.

     Mereka bukan untuk “ngabuburit” atau menunggu waktu berbuka puasa, melainkan bersembunyi menikmati minuman ringan bersama beberapa rekan remaja termasuk remaja perempuan, sambil merokok duduk bersila di salah satu lorongnya, Kamis.

    Investigasi Garut News, menunjukan peristiwa yang selalu berlangsung pagi sekitar pukul 07.00 WIB tersebut, sepintas tak terlihat karena lorong luar kolong Babancong itu, dihalangi beberapa unit speda motor yang mereka bawa, yang juga suasana masih relatif sepi.

     Namun sejauh ini, nyaris belum terdapat gebrakan dari aparat penegak hukum termasuk Satpol-PP yang melaksanakan piket di Komplek Gedung Pendopo Kabupaten maupun “Pamengkang”, gencar  merazia kalangan remaja tersebut.

     Sedangkan menjelang Kamis sore, hujan lebat nyaris merata mengguyur Garut, seperti biasa sejumlah ruas jalan kabupaten, juga nyaris menyerupai kolam pemacingan ikan mujaer, diantaranya pada lintasan Jl. Pembangunan termasuk depan Disdik setempat.

     Bahkan lintasan jalan di depan Kantor Bupati pun, kerap tergenang menyerupai tempat mencuci mobil, namun sejauh ini pula, Dinas Binamarga mengesankan tidak peduli, selain itu kerap terjadi genangan di Jl. Merdeka. ***(John).

DUA    KERBAU    MILIK    WAWAN                                                                DIMUTILASI    PAHA    DAN   KAKINYA  
Garut News, (26/8).

     Wawan(35), warga Kampung Puncak Irung di Desa Sukajaya Kecamatan Cilawu Garut, hingga kini masih termenung akibat tidak habis pikir, menyusul dua ekor kerbau miliknya, hanya dimutilasi paha dan kakinya.

     Peristiwa tidak berperi kehewanan tersebut, berlangsung semalam Pukul 20.00 WIB, penjarah hanya mengambil bagian paha dan kakinya, diperkirakan terlebih dahulu membius kedua kerbau itu, ungkap Kabag Informatika Setda Garut, Dik Dik Hendrajaya kepada Garut News, Kamis.

     Sementara itu pada waktu bersamaan, rumah milik Ahmad (45) warga Kampung Tajur RT. 03/ 01 Desa Sukamenak Wanaraja, Kabupaten Garut, sehari sebelumnya ludes terbakar.

     Meski tidak ada korban jiwa, tetapi seluruh barang milik korban lenyap diranggas kobaran api, mengakibatkan kerugian sekitar Rp50 juta.

     Sehingga, kini Ahmad beserta empat anggota keluarganya diungsikan ke rumah tetangganya, karena rumahnya sama sekali tidak bisa dipergunakan kembali, sedangkan penyebab kebakaran diduga akibat hubungan arus pendek  listrik, katanya. *** (John).


ALUN   ALUN    GARUT    SEJAK  SUBUH    DIPENUHI    PENGUNJUNG

Garut News, (12/8).

      Kawasan Alun Alun Garut, sejak subuh atau seusai sahur hingga pagi bahkan menjelang siang, banyak dipenuhi pengunjung yang berdatangan dari pemukiman penduduk sekitarnya.

    Malahan banyak diantaranya dari luar kota, yang sengaja menyempatkan diri bernostalgia menikmati udara segar pagi hari, ungkap Memed(34) yang mengaku datang dari Kecamatan Leles.

     Kepada Garut News, Kamis dia mengemukakan jalan jalan pagi di Alun Alun dan seputar perkotaan, hanya ingin mengenang kembali saat masih menjadi pelajar SMAN, katanya.

     Kawasan tersebut, juga kembali dijejali pengunjung menjelang berbuka puasa atau “ngabuburit”,  dengan puncak kunjungan pada Pukul 17.00 WIB kemudian mendadak sunyi saat berkumandang azan Magrib.

     Sedangkan penduduk di Kecamatan Tarogong, banyak yang ngabuburit dengan cara beramai-ramai menaiki delman pulang-pergi ke Cipanas, dengan tarif rata-rata Rp10 ribu yang ditanggung seluruh penumpang.

     Sementara itu, pada lintasan ruas jalan Sawah Lega, yang menghubungkan Kecamatan Wanaraja dengan Cibatu, setiap pagi dan menjelang berbuka puasa, juga banyak didatangi pengunjung.

     Terutama jika cuaca cerah, meski terdapat diantaranya yang kebut-kebutan dengan menaiki speda motor.

     Setiap menjelang berbuka puasa, beragam jenis makanan dan minuman ringan juga dijajakan para pedagang, hampir pada setiap lokasi strategis sebagai upaya menyediakan berbuka puasa bagi yang kesorean di jalan, ungkap Maman, pedagang es campur di Simpang Lima Garut. *** (John).


MENJELANG  PUASA  SETIAP  LOKASI  PEMAKAMAN  BANYAK  DIKUNJUNGI
Garut News, (8/8).

     Menjelang Puasa Ramadhan, Minggu setiap lokasi pemakaman banyak dikunjungi untuk membersihkan seputar makam keluarga serta berdoa, mereka juga berdatangan dari luar Kota Garut.

     Antara lain pada lokasi pemakaman Tenjo Laya, yang bersebelahan dengan Taman Makam Pahlawan, sehingga menuai rejeki bagi warga sekitarnya yang menjual makanan dan minuman ringan, serta beragam jenis bunga untuk ditaburkan, ungkap penjaga parkir, Usman.

     Usman kepada Garut News mengemukakan pula, pengunjung dipastikan terus berdatangan hingga puncaknya menjelang hingga pasca Lebaran Idul Fitri, katanya.

     Sejak pagi hingga Minggu sore, dia mengaku bisa mengais rejeki dari usaha parkirnya Rp25 ribu, namun menjelang dan beberapa hari pasca Lebaran Idul Fitri dapat mengantongi uang rata-rata diatas Rp50 ribu setiap harinya. **** (John).

Picture
Tunas Kelapa Berbatang Ganda. (Foto : Ridwan Mustofa).
PONPES  ANWARUL  HUDA  DIKEJUTKAN  TUNAS  KELAPA  BERCABANG  DUA
Garut News, (2/8).

      Pengurus dan para santri di lingkungan Pondok Pesantren Anwarul Huda, Kampung Limus Bunder Desa Mekargalih Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, kini merasa dikejutkan adanya tunas kelapa yang tumbuh bercabang dua.

      Pohon kelapa bercabang tersebut, tumbuh subur pada media pot besar di halaman rumah sesepuh Ponpes, yang selama ini nyaris tidak dipedulikan namun setelah diamati secara seksama, ternyata terjadi keanehan dalam pertumbuhannya.

     Karena selama ini, dari setiap tunas kelapa hanya tumbuh satu batang pohon hingga berusia dewasa dan tua, katanya. ***(John).

BERITA KEHILANGAN, (26/6).

      Telah hilang sebuah dompet berwarna cokelat, antara lain berisi Sirat Izin Mengemudi (SIM) A dan C, Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik Drs H. Dedi Boediman, warga Jl. Terusan Pahlawan, Gg. Barokah Nomor. 4 Kelurahan Sukagalih Kecamatan Tarogong Kaler.

      Dompet tersebut hilang maupun terjatuh, antara lapangan tenis hingga Jl. Loji, kepada siapa pun yang menemukannya, mohon bisa langsung berhubungan dengan Kantor BPR LPK Garut Kota. (John).

LAPANGAN  MERDEKA  DAN  ALUN-ALUN  GARUT  SEMARAK Garut News, (13/6).     

     Lapangan Merdeka Keerkhoof dan Alun-Alun Garut, sejak menjelang Minggu dini hari semarak disesaki pengunjung, yang berdatangan dari berbagai pelosok kota.


     Bahkan seputar pelataran maupun halaman Gedung Pendopo Kabupaten pun, dijadikan arena latihan baris-berbaris kalangan Pramuka serta calon Pengibar Duplikat Bendera Pusaka Merah Putih, yang akan dikibarkan pada 17 Agustus mendatang.     

     Sedangkan di Alun-Alun, didirikan dua tenda kegiatan Remaja PMI termasuk aksi sosial donor darah,  ditengah keramaian pengunjung termasuk anak-anak yang bermain speda serta kendaraan bermotor mini.
     

     Sementara itu, di depan pelataran salah satu lembaga Perbankan di Jl. A. Yani, berkumpul kelompok pengendara speda onthel, yang umumnya berusia lanjut.
    

     Dari seputar lapangan Merdeka
Keerkhoof, terjadi kemacetan arus lalu lintas, serta semarak para pedagang kaki lima termasuk sarat disesaki gerobak pedagang beragam jenis makanan, hingga memenuhi pinggiran dalam sarana olahraga tersebut. *** (John).
Picture
Soto Ahri Juga Dikunjungi Istri Wakil Bupati Garut dan Rombongan (Foto : Fendi Pamela)
SOTO  AHRI   SETIAP   PAGI   DISERBU   PEMBELI
Garut News, (7/6).     

     Garut selain memiliki produk makanan etnik berupa dodol, wajit, angleng serta awug Panawuan, juga terdapat soto ”Ahri”, yang setiap pagi diserbu pembeli dari berbagai penjuru kota bahkan dari luar daerah.


      H. Ahri, penjual hidangan makanan khas itu, menjalani usahanya secara turun-temurun diwariskan dari orang tuanya, meski berlokasi pada lintasan sebuah gang di Jl. Mandalagiri, yang selama ini dikenal dengan komplek Pasar Baru.     

     Namun omset penjualannya, sejak puluhan tahun lalu nyaris tak pernah sepi pembeli, sehingga jika kesiangan mendatanginya, hidangan tersebut telah habis terjual dan terpaksa bisa membeli keesokan harinya, ungkap pegawai bagian Informatika Setda Garut, Fendi Pamela, Senin.
    

     Selain rasanya gurih dan bisa diperoleh dengan harga relatif murah, soto daging sapi segar itu disajikan dalam suasana santai dan pada tempat yang memasyarakat, sehingga semakin banyak digemari berbagai kalangan.
    

     Meski kerap juga dikunjungi Menteri dan Dirjen, termasuk para petinggi pemerintahan di Jakarta, yang bernostalgia menikmati hidangan soto Ahri, katanya.
    

     Setiap harinya, menghabiskan belasan kilogram daging sapi segar, pembelinya antri berdatangan dari manapun, sehingga jenis hidangan kuliner ini acap disajikan di Gedung Pendopo Kabupaten, khususnya pada perhelatan istimewa antara lain menyuguhi tamu kabupaten.
**** (John).
Picture
Pasar Ceplak Garut. (Foto : Fendi Pamela).
MENYIMAK,  ASAL – MULA  PASAR  ”CEPLAK”
Garut News, (5/6).

     Jika membuka kamus Bahasa Sunda, kata  ”ceplak”  atau  ”nyeplak”, memiliki arti     mengeluarkan suara dari mulut ketika mengonsumsi makanan, tata cara makan seperti itu bagi masyarakat Sunda, dinilai tidak sopan.

     Namun, di Kota Garut malahan terdapat sebutan  Pasar  ”Ceplak”, yang merupakan tempat makan konsumen banyak, namun menurut keterangan yang diketahui pedagang setempat, memiliki sejarah tersendiri.

     Pada tahun 1970-an, kondisi ekonomi waktu itu sangat sulit akibat kemarau panjang, sehingga bahan makanan dan daya beli masyarakat sangat minim, menyebabkan banyak warga terpaksa mengonsumsi ”sangu oyek” (nasi yang terbuat dari ketela pohon).


     Kondisi tersebut, kemudian menjadi buah bibir atau obrolan konsumen yang berbelanja di pasar, diantaranya berceloteh mengenai nikmatnya makan sangu oyek hingga ”nyeplak” (mengunyah dengan mengeluarkan bunyi decakan).

     Sedangkan pasar Ceplak, semula dikenal dengan sebutan Jl. Biodeem (Koramil), pada 1970-an itu terbagi dua, sebelah barat Jl. Siliwangi serta sebelah timur Jl. Ceplak, yang kini hingga ke sebelah barat juga termasuk Jl. Siliwangi memanjang dari Jl. Kiansantang sampai ke ujung Jl. Ciledug.

     Sementara itu, lahan Pasar Ceplak, dari perempatan Jl. Cikuray hingga ujung Jl. Ciledug membentang sekitar 200 meter.


      Keramaian dan semarak di Pasar Ceplak, berlangsung mulai sore hingga menjelang tengah malam setiap harinya, karena itu pendatang yang melintasinya di pagi atau siang, tidak akan menyangka jika lokasi tersebut merupakan Pasar Ceplak. **** (John).
Picture
Gepeng Garut di Sensus Petugas (Foto : Ridwan Mustofa)
PETUGAS  TEMUKAN  WARGA  GARUT        BERUSIA     125  TAHUN

Garut News, (12/5).

     Berdasarkan penyelusuran Petugas Sensus Penduduk (SP) 2010, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sementara ditemukan tiga warga berusia diatas 100 tahun bahkan seorang diantaranya berumur 125 tahun.

      Pria berusia 125 tahun itu, atas nama Ibin warga Kampung Sawah Bera Desa Dangiang Kecamatan Banjarwangi berbatasan dengan Desa Cipangramatan Cikajang, yang selama ini berstatus duda berkulit putih halus menyerupai kulit bayi, berkondisii hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di rumah sanak saudaranya.

      Kepala Seksi Sosial BPS setempat Dani Hapidin Rajab, Rabu menyatakan pada pelaksanaan SP 2010 ini pihaknya pun sekaligus menginventarisasi penduduk usia lanjut diatas 90 tahun, untuk dilaporkan secara khusus hingga ke pemerintah pusat, sedangkan adanya warga berusia 125 tahun, juga diakui Sekretaris Desa Cipangramatan, Aa Abas.

      Disusul petugas SP 2010 di Kecamatan Bungbulang, Ajat Sudrajat melaporkan menemukan Ny. Enok bertatus janda yang kini berusia 115 tahun, warga Desa Cihikeu Kecamatan Bungbulang tersebut, masih bisa berjalan dan lancar berbicara, malahan pendengarannya dinilai terbilang normal.   

      Sedangkan Aja berusia 102 tahun, warga Kampung Cipelang RT.01/04 Desa Cihikeu Kecamatan Bungbulang masih memiliki istri berusia diatas 80 tahun, berkondisi sehat meski setiap harinya mendapat perawatan dari anak dan cucu keturunannya, ditemukan pula seorang warga Kecamatan Malangbong berusia diatas 90 tahun.

      Ketiga warga Kabupaten Garut, yang saat ini berusia diatas 100 tahun ini, termasuk yang berusia diatas 90 tahun memiliki bukti tertulis tahun kelahiran terbitan Pemerintahan Kolonial Belanda, ungkap Dani Hapidin Rajab yang memastikan masih terdapat warga lainnya berusia diatas 90 dan 100 tahun, katanya. (John) ****  


MASYARAKAT   ADAT   DUKUH   BANGGA DIDATANGI   PETUGAS   SENSUS
Garut News, (11/5).


    
Masyarakat adat di Kampung Dukuh Dalam dan Dukuh Luar di Desa Cijambe Kecamatan Cikelet, sekitar 140 km arah selatan dari pusat Kota Garut, mengaku bangga didatangi petugas Sensus Penduduk (SP) 2010.

    Setiap kepala keluarga (KK) warga tradisional yang bermukim pada areal 10 hektar, dengan menempati 42 rumah itu, menyambut baik kedatangan petugas sensus bahkan menyuguhinya minuman dan makanan ringan etnik setempat, ungkap tokoh pemudanya Yayan Hermawan(46) saat dihubungi, Selasa malam.    

    
Sambutan baik dan ramah terhadap petugas SP 2010, karena masyarakat adat pun merasa sangat bangga diakui sebagai bagian dari warga NKRI, katanya.

    Sehingga setiap pertanyaan petugas dijawab dengan baik, meski kerap dibantu anak muda setempat terhadap  
40 KK atau 172 penduduk Kampung Dukuh Dalam, serta 70 KK warga Kampung Dukuh Luar, yang bermata pencaharian utama bertani, beternak ayam, bebek, kambing, domba, kerbau, ikan dan penggilingan padi manual.

    Sambutan hangat masyarakat adat terhadap petugas SP 2010, juga diakui Kepala Seksi Sosial BPS Kabupaten Garut, Dani Hapidin Rajab yang juga menyertakan unsur petugas asal penduduk setempat.

    Keunikan yang dimilikinya, berupa keseragaman struktur dan bentuk arsitektur bangunan pemukiman msyarakat, terdiri beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan tanah bertingkat, setiap tingkatan terdapat sederetan rumah membujur dari barat ke timur.

    Sebagai area pedesaan dengan pola budaya religi yang kuat, yang berpandangan hidup berlandas sufisme dengan berpedoman pada Mazhab Imam Syafii.

    Antara lain tidak membolehkan berdinding rumah dari tembok dan atap dari genteng serta jendela dari kaca, serta tidak boleh menggunakan peralatan modern seperti radio, televisi apalagi internet, ungkap pemuka warga adat H. Daud Mokhamad Komar, menambahkan.

    Peralatan makan dan minum pun terbuat dari kayu atau bambu tua, sedangkan seni budayanya antara lain debus, sebagaimana masyarakat adat Baduy Dalam dan Baduy Luar di Kenekes Provinsi Banten.
***** (John)

Picture
Desakan Kebutuhan Hidup Menjadikan Seorang Berusia Lanjut Memproduksi Selai Pisang (Foto : Informatika)
ALUMNI   PEMUDA   INDONESIA-KANADA SELENGGARAKAN   BHAKTI  SOSIAL
Garut News, (8/5).

         Catatan hijau Cikandang, tema yang diusung alumni program pertukaran pemuda Indonesia dengan Kanada, yang menyelenggarakan bhakti sosial di desa Cikandang kecamatan Cikajang Garut, Sabtu.

    
    Selain menyumbangkan sekurangnya 250 buku dan 100 pohon mahoni, juga disemarakan komunitas Saung, yang antara lain melombakan mewarnai gambar serta mengarang, juga diisi beberapa permainan hiburan (game) dari salah-satu perusahaan minuman ternama, ujar Hendri dari alumni program pertukaran pemuda tersebut.

    
    Perhelatan itu, mendapat sambutan hangat dan semarak dari masyarakat setempat termasuk anak sekolah, yang pernah menjadi lokasi pengabdian, pada pelaksanaan program pertukaran pemuda Indonesia - Kanada di kabupaten Garut, Jawa Barat. **** (John).

PAKAR :   PAHLAWAN  MEMBERIKAN SPIRIT   DAN  IDENTITAS KEBANGSAAN      Garut News,

     Pakar sejarah yang juga Ketua Program Studi Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI), Dr Mohammad Iskandar mengingatkan, pahlawan diperlukan untuk memberikan spirit dan identitas kebangsaan.


    Karena sewaktu bangsa pribumi kemudian berproses menjadi bangsa Indonesia, para tokohnya juga memerlukan adanya panutan, sehingga pahlawan diperlukan bukan hanya untuk pewarisan nilai, teladan dan melegitimasi penguasa, tegasnya di Garut, Senin.

    Pada Diskusi Penelusuran Riwayat Raden Ajoe (RA) Lasminingrat (1845 - 1949), yang dipandu guru besar ilmu sosial Universitas Garut (UNIGA) Prof Dr Iekeu Sartika Iriani di hotel Sumber Alam Cipanas, Mohammad Iskandar mengemukakan, pahlawan termasuk kebanggaan bagi daerah asalnya.

    Sehingga hampir setiap daerah di Indonesia, terdapat nama-nama pahlawan sedangkan penghargaan masyarakat terhadap para pahlawan daerah itu, antara lain tercermin dari nama - nama jalan, nama-nama gedung dan lain sebagainya.

    Penghargaan Garut terhadap perjuangan RA Lasminingrat, yakni dengan mengubah nama gedung wanita "Bale Binangkit" menjadi gedung "Bale Binangkit Raden Ajoe Lasminingrat", maka secara de fakto RA Lasminingrat telah diangkat menjadi pahlawan oleh pemerintah dan masyarakat kabupaten Garut, ungkap Mohammad Iskandar.

    Menurut dia, perjuangan Lasminingrat memajukan kaum pribumi tidak pernah berhenti, termasuk ketika terjadi perubahan politik, yaitu kemerdekaan RI, satu keputusan penting telah diambilnya, ia memilih pihak RI, salah satu cucunya, Latief Hendraningrat merupakan salah pemuda yang ikut serta dalam detik-detik pertama kemerdekaan Indonesia di Pegangsaan Timoer N0. 59 Jakarta.

    Apakah patut RA Lasminingrat diangkat sebagai pahlawan nasional ?, masih menurut Mohammad Iskandar masalah pahlawan nasional bukanlah masalah akademik atau masalah sejarah, melainkan keputusan politik maka indikator serta syaratnya ditetapkan melalui keputusan politik dalam bentuk undang-undang.

    Sementara itu, Kepala Subid Kepahlawanan dan Tanda Jasa Kementerian Sosial, M. Nur Sholeh menyatakan, RA Lasminingrat bukan merupakan tokoh fiktif melainkan nyata dengan karya dan masih memiliki akhli waris, namun tak perlu tergesa-gesa mengusulkannya, tetapi dukung sepenuhnya dengan prosedural yang berlaku.

    Budayawan Deddy Effendie mengemukakan, akibat sepi dari publikasi, seorang Pramoedya Ananta Toer, bahkan meragukan kehadiran tokoh Lasminingrat itu, dalam cacatan buku Sang Pemula hal 103, Pram memberikan keterangan : .... Pada 1876 di Betawi terbit buku Warnasari berisikan dongeng-dongeng terjemahan dari bahasa Belanda oleh R.A. Lasminingrat.

    Setahun kemudian menyusul jilid II dan III, jilid III dikerjakan oleh R. Lenggang Kentjana. Bila RA Lasminingrat bukan nama khayali barang tentu ia pribadi wanita di luar jamannya, mengingat alam pengajaran wanita di Jawa pada waktu itu.      
    Dalam diskusi penulusan riwayat RA Lasminingrat, dihadiri pula Wakil Bupati Rd Diky Candra dan istri Ny. Rani Permata, Kepala Dinsosnakertrans setempat serta undangan lainnya dari berbagai komponen dan elemen masyarakat.

    Hadir pula saksi sejarah, antara lain Ny. Momoh berusia sekitar 105 tahun, Maksum serta Rachmat, masing-masing menuturkan kesaksiannya saat RA Lasminingrat mendirikan sekolah dan mengungsi dari kaki gunung Cikuray ke Bayongbong.
****   (JOHN)